Oleh EFFI S HIDAYAT
Bukan sekali dua kali saya menemukan sampah masker di jalan raya, tertiup angin terbang kewer-kewer kelayapan ke mana-mana. Pun, di jogging track kompleks perumahan saya. Di danau yang disebut Situ Pondok Jagung itu bertambah tumpah-ruah ragam lagi : sampah masker! Sayang saya tak sempat ambil fotonya karena tak bawa HP. Ihikss….
Iya, sikap cuek cuma pentingkan diri sendiri–‘hal kecil’ remeh-temeh yang dilakukan manusia seperti kita ini ternyata punya dampak besaaar terhadap kelangsungan hidup makhluk lain.
Sampah masker sekali pakai yang berakhir di laut, sejak pandemi global menurut BBC News jumlahnya mencapai 129 miliar setiap bulan! Belum lagi sampah sarung tangan, plastik, dan lain-lain….Duh, terbayang- kah oleh kita bahwa semua itu mampu membunuh paus, hiu, ikan-ikan lain dan segenap makhluk hidup di lautan?
Miris, bukan? Masker medis sekali pakai yang diharapkan menjadi penyelamat nyawa, di sisi lain justru menjadi ancaman kehilangan nyawa makhluk lainnya. Ini terjadi hanya sebab ulah manusia membuang dan menimbun sampah, acuh tak acuh sembarangan wae’.
Tak hanya permasalahan cara membuang masker bekas pakai ini, cara penggunaannya pun kerap kita abai. Asal pakai, kerap melorot ke dagu, tak mengindahkan tata cara penggunaannya yang benar sesuai dengan saran para ahli medis. Masker kain, misalnya, seperti yang pernah saya saksikan tips “tata cara penggunaan seharusnya” melalui sebuah tayangan video edukatif. Selaiknya masker hanya digunakan dalam kurun waktu 4 jam pemakaian, lalu cuci bersih sebelum dipakai ulang.
Ketika bersiap makan pun tangan kita harus dicuci bersih dahulu sebelum masker kain dilipat, disimpan sedemikian rupa yang rapi di tempat wadah penyimpanan yang aman. Jadi, bukan teledor main geletak sembarangan, digunakan berhari-hari tanpa tukar pakai dan dicuci jemur ulang.
Demikian pula ketika ingin menggunakan atau melepaskan masker. Posisi tangan harus aman melepaskan tali di kiri kanan telinga. Bukan menyentuh dari depan. Apalagi kemudian sembrono ae’ setelah usai tugas masa pakai , sang masker berakhir nasibnya menjadi sampah yang malah menimbulkan derita baru bagi makhluk lainnya yang tak bersalah.
Ah, andaikata kita semua eling, mau menyumbang sedikit saja kesadaran bertanggungjawab bagi keselamatan sesama makhluk di dunia?
Berkah dalem.