SENIMAN Betawi Benyamin S, pernah kesel pada Guruh Soekarnoputra karena lirik lagunya penuh dengan kata-kata yang gak banyak dipahami orang.
Coba saja dengar lagu Smaradhana yang ditulis Guruh tahun 1977 dan dinyanyikan Chrisye. Ada 22 kata yang asing di telinga gue yang saat itu masih kelas 2 SMP.
Mulai dari judulnya, Smaradhana. Lalu ada kata ratih, citra, prana, andika, sirna, sukma, sampai prahara. Kata apa ini? Tapi kok enak lagunya. Dan sialnya gue kok ya hafal syair yang kata Bang Ben Aneh itu.
Gara-gara syair lagu Guruh, sempat ada bisik-bisik bawah tanah bahwa begitulah bentuk Jawa Sentris. Sebuah protes yang gak bakal berani diungkapkan terang-terangan di jaman Presiden Suharto.
Beda dengan jaman Presiden Jokowi. Orang-orang sudah berani terang-terangan (kayak geng langganan itu) bilang Jawa Sentris ketika ibukota baru diberi nama Nusantara.
Banyak orang gak sadar, walau bahasa ibu dari bahasa Indonesia adalah bahasa rumpun melayu, namun pengaruh sansekerta kerap kita temukan dalam bahasa Indonesia sehari-hari.
Seperti lirik dalam lagu-lagu Guruh, nusantara juga bukan kosa kata bahasa Jawa, tapi bahasa Sansekerta. Asal tahu aja, Bahasa Sansekerta adalah rumpun bahasa Indo-Eropa yang dianggap sebagai salah satu bahasa yang paling tua di dunia.
Bahasa ini kemudian menyerap ke mana-mana. Ke India, ke beberapa wilayah lain di Asia Selatan, Tenggara, termasuk Indonesia. Indonesia ya. Bukan cuma Jawa.
Makanya pelajaran Sejarah Indonesia waktu kita di SMP sudah diajarkan bahwa:
Sumatera, sebuah pulau besar yang menjadi benteng wilayah Indonesia bagian barat ini dulu namanya Pulau Swarnadwipa atau Suvarnadwipa. Sedangkan Pulau Jawa namanya Jawadwipa
Nah khusus untuk Kalimantan selain bernama Borneo, jika merujuk pada kata Sansekerta menurut para ahli berasal dari kata “Kalamantahana” yang berarti pulau yang sangat panas. Maklum, dilintasi garis khatulistiwa.
Gue pernah baca artikel tahun 2019 di website historia (terlampir) bahwa ternyata jejak Nusantara justru bermula di Kutai Kartanegara. Bahkan info terbaru dari sejarawan Samarinda, Muhammad Sarip, nama Kutai sebelum jadi kerajaan namanya Noesantara.
Mungkin itu kali yang bikin Pak Jokowi sreg dengan nama Nusantara. Pastinya gue juga gak tahu.
After muter-muter kadituk kadinyak I just want to say, bahasa Sansekerta di Indonesia ora mung dikenal wong Jawa baek, but so urang Sumatera macam aing dan dunsanak kito di Kalimantan. Horas. Salam Indonesia Mahardhika.
NB: Tahukah anda bahwa 13 Desember adalah Hari Nusantara. Hari untuk memperingati Deklarasi Djuanda yang mempertegas wilayah laut Indonesia sebagai negara kelautan.
Lampiran
https://historia.id/kuno/articles/sejarah-nusantara-bermula-di-kutai-kartanegara-P1Rz2
Ramadhan Syukur