Oleh NON-O
Nasruddin Hoja mempunyai uang yang cukup banyak, ia berniat menyembunyikan uangnya itu. Suatu malam ia menggali lobang di pekarangan belakang, lalu memasukkan sekantung uangnya dan menimbunnya rapat-rapat, tetapi ketika masuk ke dalam rumah, Nasruddin khawatir, jangan-jangan ada pencuri yang melihat dan pasti akan mengambil uang miliknya. Maka, ia mengambil kembali uangnya tersebut.
Di pagi hari ketika membuka jendela, Nasruddin memperhatikan bukit di dekat rumahnya, “Aha! Kenapa tak terpikir olehku untuk menyembunyikan uangku di pucuk pohon di atas bukit itu? Tak ada seorangpun yang tahu dan bisa mengambilnya. Wah, wah, wah.” Gumamnya. Sang Mullah pergi ke halaman belakang rumah lalu memotong batang pohon yang panjang, membawanya ke atas bukit, menggantungkan sekantung uangnya di ujung pohon, kemudian menancapkan pohon itu di sana. Diam-diam seorang pencuri mengintip apa yang dilakukan Nasruddin, maling itu lalu mengambil uang yang tersimpan di dalam bungkusan kain ketika pemiliknya pergi, setelah itu melumuri kantung kain tersebut dengan kotoran sapi.
Beberapa hari berikutnya, Nasruddin berniat mengambil uang simpanannya, betapa terkejutnya ketika uangnya raib dan tas kainnya berlumuran kotoran sapi.
“MasyaAllah!” Seru Nasruddin Hoja, “Yang menakutkan ternyata bukan hanya manusia, sapi pun tak kalah menakutkan juga.” Gerutunya. “Tak kubayangkan, bahwa seekor sapi bisa memanjat pohon di atas bukit, menguras uangku, dan seenaknya membuang kotoran pula!”*