Seide.id. Administrator NASA Bill Nelson mengatakan Senin bahwa dia “marah” dengan uji coba rudal luar angkasa Rusia yang memicu awan puing dan memaksa astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional untuk mengambil tindakan mengelak.
“Dengan sejarah panjang dan bertingkat dalam penerbangan antariksa manusia, tidak terpikirkan bahwa Rusia akan membahayakan tidak hanya astronot mitra Amerika dan internasional di ISS, tetapi juga kosmonot mereka sendiri” serta taikonaut di stasiun luar angkasa China, Nelson mengatakan dalam sebuah penyataan.
Departemen Luar Negeri mengkonfirmasi bahwa puing-puing itu berasal dari satelit tua Rusia yang dihancurkan oleh serangan rudal. “Itu berbahaya. Itu sembrono. Itu tidak bertanggung jawab,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price.
Sebelumnya Senin lalu empat orang Amerika, satu orang Jerman dan dua orang Rusia di kapal terpaksa mencari perlindungan sebentar di kapsul mereka yang berlabuh karena puing-puing.
Setidaknya 1.500 keping satelit yang hancur cukup besar untuk muncul di radar dan dengan teleskop, kata Price. Tetapi fragmen lain yang tak terhitung jumlahnya terlalu kecil untuk dilacak, namun masih menimbulkan bahaya bagi stasiun luar angkasa serta satelit yang mengorbit.
Bahkan setitik cat pun dapat menyebabkan kerusakan besar saat mengorbit pada kecepatan 17.500 mph (28.000 kph). Sesuatu yang besar, saat terkena dampak, bisa menjadi bencana besar.
“Kami akan terus memperjelas bahwa kami tidak akan mentolerir kegiatan semacam ini,” kata Price. Dia mengatakan AS telah “berulang kali menyampaikan kekhawatiran kami kepada rekan-rekan Rusia tentang potensi uji coba satelit”.
Kontrol Misi NASA mengatakan ancaman yang meningkat dari puing-puing itu mungkin berlanjut selama beberapa hari lagi dan terus mengganggu penelitian sains para astronot dan pekerjaan lainnya. Empat dari tujuh anggota awak tiba di pos terdepan yang mengorbit Kamis malam.
Astronot NASA Mark Vande Hei, yang sedang menjalani misi selama setahun, menyebutnya “hari yang gila tapi terkoordinasi dengan baik” saat dia mengucapkan selamat malam kepada Mission Control.
Komando Luar Angkasa AS mengatakan sedang melacak bidang puing-puing yang mengorbit. NASA tidak memberikan komentar pada sore hari, dan tidak ada kabar Senin malam dari Rusia tentang serangan rudal itu.
Sebuah tes senjata serupa oleh China pada tahun 2007 juga menghasilkan puing-puing yang tak terhitung jumlahnya. Salah satu dari potongan-potongan itu mengancam akan mendekati stasiun luar angkasa minggu lalu. Meskipun kemudian dianggap sebagai risiko NASA tetap memindahkan stasiun itu. (Ludi Hasibuan)