Sawang Sinawang, Awas, Jangan Terperangkap!

Sikap sawang sinawang dan ingin hidup di awang-awang itu membius nalar. Kita sulit untuk berpikir jernih. Akibatnya, kita mudah terlena, terperangkap dalam mimpi, sehingga lupa diri.

Hidup di awang-awang itu ibarat kerbau yang dicucuk hidungnya. Kita jadi penurut, tidak berani membantah, dan tidak melawan, meskipun kita mengetahui bakal dibawa ke pembantaian.

Terbayang jelas dalam mimpi, kita bakal memiliki hidup seperti anak muda yang super kaya raya itu. Hidup ongkang-ongkang bergelimang harta, dan (konon) tidak habis dimakan tujuh turunan.

Lihat, rumah mewah bak istana itu. Sederet mobil mewah atau moge untuk gonta-ganti. Jika ingin berwisata ke luar negeri, kita langsung menggunakan jet pribadi. Apa lagi?

Mimpi mabuk kepayang itu membuat kita jadi linglung. Hidup nikmat tanpa harus bekerja keras, tapi berpenghasilan tak terbatas.

Kenyataannya, kita terperangkap ke dalam jerat. Kita terbius oleh penampilan keren dan kata-kata manis yang menawarkan investasi bodong super produktif untuk mencetak uang tanpa seri.

Kita lupa atau barangkali tidak mampu untuk berpikir secara sehat bahwa tidak ada investasi yang memberi keuntungan begitu fantastis. Nilainya pun berpuluh atau ratusan kali dibandingkan bunga deposito bank.

Faktor utama yang menjerat kita pada investasi bodong adalah kebodohan kita sendiri. Kita malas berpikir dan malas bekerja, tapi ingin cepat kaya, terkenal, dan hidup super mewah. Semua kemewahan itu ingin kita dapatkan secara instan, mudah, singkat, dan tanpa berkeringat.

Bekerja untuk memperoleh uang itu biasa, tapi uang yang bekerja untuk kita itu pilihan cerdik.

Apapun investasinya, lebih bijak teliti sebelum memutuskan untuk bergabung atau membeli. Kita tidak ingin membeli pepesan kosong alias kesandung investasi bodong. Dan, menyesal belakangan itu juga tak berguna.

Avatar photo

About Mas Redjo

Penulis, Kuli Motivasi, Pelayan Semua Orang, Pebisnis, tinggal di Tangerang