Setiap orang pasti mempunyai cita-cita. Tanpa cita-cita yang pasti, hidup ini berasa kurang gairah dan tidak termotivasi.
Ibarat minyak, cita-cita itu harus menjadi sumber penerang hati agar tujuan hidup kita menjadi semakin jelas, terarah, dan fokus.
“Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang.” Ir. Soekarno
Oleh Ir. Soekarno, kita diajak untuk berani memiliki cita-cita setinggi-langit. Bukan hidup seadanya atau ala kadarnya.
Jikapun mimpi itu tidak terwujud, perjuangan yang dilandasi dengan kesungguhan hati itu hasil capaian kita tidak bakal mengecewakan, setidaknya mendekati target.
Untuk mewujudkan mimpi menjadi kenyataan itu tidak mudah, tapi hidup semakin tidak mudah itu jika kita tidak mempunyai mimpi, cita-cita, atau tujuan hidup yang jelas.
Bermimpi itu mudah dan murah, tapi untuk mewujudkan mimpi menjadi realita itu yang mahal. Ditentukan oleh ketekunan kita dalam berusaha, berjuang, dan mengandalkan Allah.
Kita harus melewati tahapan dan ujian. Sukses itu berproses, bukannya dicapai secara instan atau dalam sekejap mata alias sim salabim.
Begitu pula, jika kita ingin menjadi pemimpin. Kita dapat memulainya dari skala kecil. Misalnya, memimpin keluarga sendiri, lingkup RT, dan seterusnya.
Keberhasilan kita dalam memimpin keluarga itu merupakan modal yang
sangat menentukan kita untuk dipercaya dan berhasil mempimpin bidang yang lebih tinggi.
Dengan memahami anggota keluarga, kita belajar untuk lebih bertanggung jawab dan memahami orang lain.
Kunci sukses agar kita mampu menjadi pemimpin yang baik itu bukan untuk dilayani, melainkan kita berani melayani anggotanya dengan hati, empati, dan peduli. (MR)