Seide.id- Stop sedih!
Sedih, bersedih hati itu tidak hanya meracuni diri sendiri, tapi juga menular dan mencemari orang lain. Kesedihan itu jangan dibagikan dan diumbar pada orang lain itu agar orang lain tidak ikut dan larut dalam kesedihan itu.
Jika kesedihan itu datang, singgah, atau hendak mampir di hati kita, sebaiknya tidak perlu ditanggapi dan jangan izinkan masuk bertamu, apalagi untuk menginap berhari-hari. Kita bakal rugi sendiri. Karena menemani kesedihan itu tidak ada untungnya dan tidak ada gunanya.
Jika kesedihan itu datang, cukup disapa, lalu silakan lewat.
Sesungguhnya ketimbang bersedih hati, lebih baik kita bersukacita. Hidup adalah kabar gembira agar semua makhluk bahagia.
Resep hidup bahagia itu tidak ribet, sulit, atau njlimet. Tapi sederhana, teramat sederhana. Jika kita mau menjalani hidup ini dengan penuh pujian dan syukur kepada Allah atas anugerah-Nya yang luar biasa.
Allah dipuji, karena menafasi dan anugerahi kita hidup. Sehingga hidup itu harus dijalani dan disyukuri agar kita tidak menyia-nyiakan kemaha-baikan Allah.
Jadi, ketika sedih, cobalah bertanya pada diri sendiri asal muasal datangnya kesedihan itu agar kita mampu berpikir jernih di dalam hati yang bening.
Kita sedih, misalnya, karena kecewa dengan sikap dan perilaku anak yang kasar dan sering berbuat onar di luaran. Bisa jadi, kita tidak memberi contoh yang baik dan benar. Kita kurang peduli dan perhatian pada anak, siapa teman bergaulnya di luaran sana.
Kita sedih, bersedih hati itu dipengaruhi oleh banyak sebab, lalu juga memunculkan banyak akibat yang lain. Coba perhatikan efek domino dan dampaknya, baik bagi diri sendiri, keluarga, lingkungan, dan orang lain.
Sesungguhnya, ketika bersedih hati, kita tidak harus mencari pelarian untuk menghilangkan stres, atau melampiaskan pada kebahagiaan sesaat. Tapi cobalah untuk refleksi diri, mengkontrol dan sadar diri. Bahwa kesedihan itu tidak ada gunanya. Kesedihan dan hal-hal yang negatif itu juga tidak perlu dibagikan agar orang lain tidak tahu kelemahan dan aib kita. Apalagi, jika orang lain itu lalu terkena dampak dan akibatnya.
Sekali lagi, bersedih hati itu menunjukkan kelemahan sendiri. Alangkah bijak, jika kesedihan itu diubah jadi sukacita.
Sekali lagi juga, jangan bilang mengubah kesedihan itu jadi sukacita adalah hal yang susah atau sulit. Tapi selalu berpikirlah untuk memahami kenyataan pahit atau sendu itu sebagai rencana dan kehendak Allah. Dengan berpikir hal-hal yang baik dan positif berarti kita mengisi pikiran dan hati ini untuk tidak mudah terluka atau sakit hati.
Sesungguhnya, apa pun yang kita lihat atau dengar itu tidak bakal meracuni hati ini, ketika kita mau memfilternya dengan bijaksana. Hidup yang selalu diorientasikan kepada hal-hal baik dan positif itu laksana mercusuar sukacita bagi peziarah di dunia.
Kabar gembira adalah ekspresi hidup kita agar semua makhluk bahagia.
…
Mas Redjo / Red-Joss