Sejarah dan Keistimewaan Seni Kaligrafi Islam

Seide.id – Bagi umat muslim di berbagai dunia, seni kaligrafi Islam bukanlah sesuatu yang asing.
Kaligrafi Islam sendiri biasanya menyadur ayat-ayat dari Al-qur’an.

Di Arab istilah kaligrafi lebih populer dengan kata “Khat”
Berikut penjelasannya.

Dalam bahasa Arab, kaligrafi disebut “Khat” yang berarti dasar garis atau coretan pena.

Ensiklopedia Islam menyebut jika nemasuki zaman kekhalifahan Bani Umayyah (661-750), mulai timbul ketidakpuasan terhadap khaṭ kufī yang dianggap terlalu kaku dan sulit digoreskan.

Kemudian mulailah pencarian bentuk lain yang dikembangkan dari gaya tulisan lembut (soft writing) non-kufī, sehingga lahirlah banyak gaya.

Jenis khat yang terpopuler diantaranya tumar, jalīl, nisf, suluts, dan sulutsain. Khalifah pertama Bani Umayyah Mu‟awiyah bin Abū Sufyan (661-680), adalah pelopor pendorong upaya pencarian bentuk baru kaligrafi tersebut.

Pergantian dinasti juga mempengaruhi perkembangan seni kaligrafi Islam.

Pada masa Dinasti Abassiyah, gaya dan teknik menulis kaligrafi semakin berkembang terlebih pada periode ini semakin banyak kaligrafer yang lahir, diantaranya al-Dahhāk Ibn Ajlān yang hidup pada masa khalifah Abū Abbās al-Ṣaffaḧ (750-754 M), dan Ishaq ibn Muhammad pada masa Khalifah al-Manṣūr (754-775 M) dan al-Mahdī (775-786 M).

Ishaq memberi kontribusi yang besar bagi pengembangan tulisan suluts dan sulutsain dan mempopulerkan pemakaiannya.

Kemudian kaligrafer lain yaitu Abū Yusuf al-Sijzī yang belajar jalīl kepada Ishaq.
Yusuf berhasil menciptakan huruf yang lebih halus dari sebelumnya.

Keistimewaan Kaligrafi Islam

Dalam buku Ensiklopedia Tematis Dunia Islam sub bab “Lukisan Tembok, Kaligrafi dan Arabes” tulisan Didin Sirojjudin menyebut jika keistimewaan kaligrafi dalam seni Islam terlihat terutama karena merupakan suatu bentuk “pengejawantahan” firman Allah yang suci.

Disamping itu, kaligrafi merupakan satu-satunya seni Islam yang dihasilkan murni oleh orang Islam sendiri, tidak seperti jenis seni Islam lain (seperti arsitektur, seni lukis, dan ragam hias) yang banyak mendapat pengaruh dari seni dan seniman non-muslim.

Tidak mengherankan jika sepanjang sejarah, penghargaan kaum muslim terhadap kaligrafi jauh lebih tinggi dibandingkan dengan jenis seni yang lain.

(Khoirunnis Salamah)