Seide.id – Jaman saya kecil, cuma ada dua cita-cita yang diimpikan anak sekolah. Kalau tidak jadi dokter ya jadi insinyur.
Ketika saya memutuskan masuk fakultas sastra, tetangga heran. Lalu bertanya tanpa sedikit pun bermaksud meremehkan, memang ada kerjaannya? Kenapa tidak pilih kedokteran atau teknik saja yang lebih jelas masa depannya. uwasemik.
Singkatnya, di luar jurusan itu seolah-olah tidak jelas masa depannya. Hidupnya bakal pas-pasan.
Pingin sih ngeledek mereka bahwa saya sebetulnya bercita-cita pingin jadi presiden. Tapi di jaman Orba, jangan kan bercita-cita, ketahuan ngelamun atau bermimpi aja, bisa diciduk aparat.
Tidak bedalah sama sekarang, cita-cita jadi presiden cuma impian lebai kalau tidak direstui ketum partai. Tanya pak Jokowi atau Pak Ganjar kalau tidak percaya. Kecuali kamu anak ketum. Walaupun bloon, selalu ada harapan walau susah jadi kenyataan.
Belasan tahun kemudian, sesuai program KB, saya dikaruniai anak dua. Selama sekolah tidak pernah tuh saya tanya-tanya mau jadi apa. Terserah mereka. Pokoknya sekolah dan belajar saja yang bener selagi orangtuamu mampu.
Eh begitu kuliah: kok ndilalah yang satu milih kedokteran, yang satu milih fakultas teknik seperti kebanyakan cita-cita (impian orangtua) generasi jadul.
Padahal kalau mereka milih jadi youtuber, misalnya, ya tidak masalah. Walau youtuber Indonesia makin tidak bermutu kontennya, hebatnya makin disukai dan tambah kaya raya. Sampai-sampai ada youtuber yang menjadikan anak oroknya sebagai konten dengan beraksi naik jetski tanpa pengaman, sekarang mendunia.
Tapi karena dua anak saya memilih dua cita-cita jadul yang sekarang terbilang biasa-biasa saja, ya biarlah.
Tiga tahun lalu anak bujang saya selesai kedokterannya. Rabu lalu anak gadis saya yang agak tomboy itu, Aurora Raisa Ramadhan, baru aja rampung kuliah tekniknya. Dan kemarin saat yudisium dia tidak masalah tidak ditemani biarin saja dia pergi sendirian. Sudah dewasa kok.
Hare gene memang sudah tidak jaman lagi orangtua maksa-maksa atau ngatur-ngatur anaknya mau ke mana dan jadi apa. Andai saya ketua partai pun, anak-anak saya tetap bakal saya bebaskan memilih. Mau jadi pedagang martabak kayak Gibran, boleh. Mau jadi pedagang pisang kayak Kaesang pun tidak dilarang. Yang penting tetap baik hati dan care pada semua orang.
Ayo gunakan akal sehat. Hanya dengan menggunakan akal sehat bangsa ini akan selamat. Minjem tagline Bang Ade Armando.
Ramadhan Syukur