Terima kasih atas semua jasa para pahlawan dan insan pejuang pers nasional. Pers ikut aktif mencerdaskan kehidupan bangsa, nyata membangun negara bangsa Indonesia. Lebih dari itu, Pers menjadi jembatan relasi dan pengetahuan umat manusia dalam sejarah peradaban ini.
Mengapresiasi Hari Pers Nasional tahun ini, saya menulis “kado kecil” berikut:
PADA UJUNG JEMARI DAN BIBIR JURNALIS
Ribuan jejak langkah nalar
menghalau rintik hujan badai
bersahabat debu terik panas
berteman banjir bencana alam
akrab bergurau kisah kehidupan
dari air mata hingga senyum tawa sukacita
dari setiap pribadi kelompok wilayah bangsa dan dunia
sebuah perjuangan kerja keras
semuanya dikemas dalam telapak tangan
menjadi kata-kata di ujung jari dan bunyi di bibir
kerja profesi untuk hasilkan informasi dan berita bagi pemirsa
Pada bibir nalar jurnalis
segala jenis rasa berpadu
pahit manis asam asin
juga pedas gurih nikmat
yang diramu menjadi kata angka dan suara
yang dikemas pada gambar dan gerak
Dan disajikan pada mata pemirsa dengan aneka menu berita
Lalu setiap pemirsa menyambung nalarnya membangun jembatan pilihan dan keputusan
antara berita realita dan kepentingan diri
Di ujung jari jurnalis
ada jembatan nalar rasa makna bagi pemirsa untuk berkelana
menggapai hutan rimba belantara
menyeberangi lautan samudera
mencari dan menemukan kepentingannya
Di ujung jari jurnalis
ada tersedia seribu sayap
mengantar nalar pembaca terbang melintasi angkasa raya
memuaskan dahaga kebaikan
mengenyangkan lapar kebenaran
menemukan pengetahuan makna hakiki
menggapai aneka arti sejati
Di ujung jari jurnalis
ada aneka racun dan senjata
yang bisa membunuh diri pemirsa
atau digunakan pemirsa membunuh sesamanya
semua tergantung pilihan dan keputusan pemirsa
juga tawaran sang jurnalis
Di ujung jari jurnalis
ada berkah dan rezeki
yang bisa dinikmati pemirsa
dan dibagi untuk sesama agar bermanfaat
dan membahagiakan serta menyelamatkan
juga tergantung mata nalar dan nurani pemirsa
bagaimana bisa mencerna berita
Semuanya kembali pada nalar dan nurani
kebenaran kepentingan dan realita
siapa pemilik jemari jurnalis
siapa pemirsa informasi
aagaimana kemampuan pemirsa mencerna informasi
apa yang diberitakan jurnalis
bagaimana kemampuan mengemas informasi
untuk apa dan mengapa diberitakan
Di ujung jemari jurnalis
pemirsa rindu dambakan berita
Informasi yang benar, baik dan berguna
untuk harkat martabat semua manusia dalam kehidupan ini
Catatan Jaman Digital Milenial
Hari Pers Nasional dirayakan dalam zaman digital milenial. Teknologi informasi membuat sebuah Revolusi Peradaban, termasuk dalam dunia jurnalistik.
Dunia Pers yang menggunakan media cetak dan elektronik harus berkompetisi, bahkan menyesuaikan diri dengan fakta teknologi informasi digital. Salah satunya adalah hadirnya kebiasaan baru: hampir semua pihak menjadi “pembuat berita” dengan memanfaatkan media sosial.
Fenomen tersebut, tidak serta merta dan otomatis menggantikan profesi jurnalistik para insan Pers. Setahu saya, profesi jurnalis – wartawan menuntut kapasitas tertentu (pengetahuan dan ketrampilan khusus), agar bisa mengemban tugasnya. Ada aturan dan kode etik Pers. Para pemilik media informasi pun ada organisasi dan aturan-aturan yan mengikatnya. Maka, banjir, gempa dasyat dan tsunami informasi zaman milenial ini adalah sebuah gugatan untuk insan Pers sekaligus pemirsa berita.
Atas gugatan tersebut, alternatif bagi insan pers adalah adaptasi, kreasi dan inovasi. Alternatif ini tidak pandang umur tua muda, atau jam terbang di dunia pers sebagai senior dan junior. Kualitas profesional ini juga menjadi solusi bagi pemirsa untuk dibantu menjadi makin cerdas dalam mengkonsumsi informasi – berita. Dengan kualitas profesional jurnalis, pemirsa dicerdaskan untuk membedakan mana informasi – berita dari para jurnalis profesional, mana berita hoaks, mana informasi sampah, dan mana informasi individual.
Seperti yang tertuang dalam “kado kecil” di atas, dari tangan jurnalis pun ada racun dan senjata mematikan, yang bisa saja disajikan dalam informasi – berita. Jurnalis profesional mampu menemukan fakta realita tersebut. Sedangkan soal disajikan jadi informasi – berita atau tidak, tergantung beberapa hal; kepentingan, pilihan dan keputusan sang jurnalis, ruang kebijakan media, kode etik pers / jurnalistik serta kesempatan yang tersedia.
Komitmen dan panggilan luhur profesi jurnalistik menjadi andalan bagi setiap insan pers, khusus dalam zaman teknologi informasi digital. Semakin berat tantangan, saya yakin bahwa insan pers pun semakin berjuang mempertahankan eksistensi, dengan melakukan adaptasi, inovasi, kreatifitas karena berani “move on” dengan menjaga kualitas dan kapasitas diri.
Sekali lagi, salut dan terimakasih kepada segenap insan Pers atas jasa dan kerja keras mencerdaskan bangsa dan membangun harkat martabat kehidupan manusia.
Dirgahayu Hari Pers Nasional 2022
(Simply da Flores)