Aktris legenda di dunia model, nyanyi, film dan sinetron. Meninggal di usia 82 tahun. Berkarya seni selama 60 tahun nyaris tiada henti. Rima menyusul aktor Frans Tumbuhan pasangan abadinya .
Seide.id – Sosok legenda di dunia peragawati yang juga dikenal sebagai aktris film senior Rima Melati meninggal dunia pada Kamis (23/6/2022). Sang legenda yang mengabdi di dunia seni selama enam dekade (60 tahun) sejak masa remajanya itu, mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, pukul 15.14 WIB pada hari ini.
“Telah berpulang dengan tenang ke pangkuan Tuhan Yang Maha Esa, Ibu Melati, ibunda/mertua terkasih dari Aditya Bimasakti dan Marisa Tumbuan,” tulis Marisa Tumbuhan, sang menantu seperti dikutip Kompas.com, Kamis (23/6/2022).
Marisa juga memohon doa atas kepergian Rima Melati. “Mohon doanya dan mohon dimaafkan semua kesalahan-kesalahan beliau,” tulis Marisa.
Kabar duka ini juga disampaikan oleh artis peran Gading Marten. “Rest in peace Oma Rima Melati. Kekallah kenangannya Tuhan kasihanilah,” tulis Gading Marten.
Sebelumnya, Rima Melati sempat masuk ICU. Kabar itu tersebar sekitar awal Juni 2022 lalu. Selama beberapa hari menjalani perawatan di sana.
Dirawat di Intensive Care Unit (ICU) di salah satu rumah sakit di Bintaro, aktris film sahabatnya Widyawati, mengatakan know ondisi Rima melati disebut terus menurun setelah sang suami, Frans Tumbuan, meninggal pada 2015.
Rima Melati meninggal dunia dalam usia 82 tahun.
Di masa mudanya, Rima Melati dan almarhum Frans Tumbuan merupakan pasangan yang begitu mesra hingga menjadi model cover majalah bersama. Keduanya menjalani biduk rumah tangga selama 42 tahun sebelum akhirnya dipisahkan oleh maut. Mendiang Frans mengembuskan napas terakhir pada 2015 akibat penyakit kanker.
Rima lahir di Tondano, Sulawesi Utara pada 22 Agustus 1937 dengan nama Marjolien Tambajong atau Lientje Tambajong. Ibunya, Non Kawilarang adalah seorang perancang dan perintis dunia mode Indonesia.
Terlahir atas nama Marjolien Tambajong 22 Agustus 1939, awalnya dikenal dengan nama Lientje Tambajong yang memiliki darah keturunan Belanda dan Minahasa, Sulawesi Utara .
Nama Rima Melati merupakan pemberian Presiden Soekarno di awal 1960an, yang melekat hingga akhir hayatnya.
Bung Karno memang sering mengganti nama orang yang dikenalnya, yang dirasa kebarat-baratan. Dengan panggilan Lientje, nama itu dikatakan kebarat-baratan oleh Bung Karno.
Rima sempat menjadi personel grup penyanyi wanita terkemuka pada 1960-an, Baby Dolls, yang terdiri atas Rima, Baby Huwae, Gaby Mambo, dan Indriati Iskak.
Rima memulai akting sebagai pemeran utama dalam film Kasih Tak Sampai pada tahun 1961. Selama dua tahun berikutnya dia berakting dalam sepuluh film, termasuk Djantung Hati (1961), Violetta (1962), dan Kartika Aju (1963). Dia juga tampil beberapa kali di stasiun televisi TVRI. Setelah menyelesaikan perannya dalam film Kunanti Jawabmu (1963), Rima mengambil cuti dari dunia akting;
Rima pernah meraih Piala Citra pada Festival Film Indonesia tahun 1973 kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik dalam film Intan Berduri bersama Benyamin Sueb yang memperoleh penghargaan sebagai Pemeran Utama Pria Terbaik dalam film yang sama.
Senior di film maupun model cat walk, Rima juga kerap dinominasikan untuk penghargaan Pemeran Pembantu Wanita terbaik di beberapa Festival Film Indonesia yaitu dalam film Kupu-Kupu Putih (1984), Tinggal Landas buat Kekasih (1985), Pondok Cinta, (1986), Biarkan Bulan Itu (1987) dan Arini II (Biarkan Kereta Itu Lewat) (1989). Selain itu pada ajang Festival Film Asia Pasifik ke-50, Rima meraih penghargaan Best Supporting Actress dalam film Ungu Violet.
Booming sinetron juga melibatkan kehadiran Rima Melati dalam serial Wulan (RCTI), Kabut Sutera Ungu (Indosiar), Nyonya Nyonya Sosialita/Laba-Laba Cinta (Indosiar) dan Candy (RCTI). Selain itu Rima juga dikenal sebagai sutradara televisi yang salah satu karyanya adalah Api Cinta Antonio Blanco. – dms.