Seide.id – Sudah lebih dari satu dekade slogan go green dicanangkan. Seiring dengan itu, dampak global warming semakin nyata di mana-mana.
Perubahan cuaca yang drastis dan tak menentu semakin dirasakan dari tahun ke tahun. Kota-kota besar dunia yang tak pernah mengenal istilah banjir, tiba-tiba dilanda banjir lumayan parah. Sebut saja Paris dan New York.
Lapisan ozon yang rusak menyebabkan suhu Bumi meningkat. Imbasnya yang lebih luas, bongkahan es di dua kutub maupun di puncak-puncak gunung tertinggi meleleh.
Agar tak semakin parah, mari menaruh peduli pada Bumi tercinta. Mulailah dari diri sendiri agar go green tak sebatas slogan.
Budayakan paperless
Dulu kebutuhan kertas seolah tak terpisahkan dari dunia kerja. Kertas digunakan untuk membuat laporan, menyiapkan materi pertemuan dengan klien, notulen rapat mingguan, mengajukan proposal, bukti keuangan, dan sebagainya. Kini kebutuhan yang tinggi akan kertas sudah semakin tergantikan dengan budaya paperless yang mengandalkan gadget.
Gunakan alat makan sendiri
Sebisa mungkin kurangi atau bahkan hilangkan kebiasaan menggunakan barang-barang plastik sekali pakai. Piring, sendok, garpu, dan gelas plastik memang amat praktis digunakan, tinggal buang tanpa harus repot-repot mencucinya.
Tapi, tahukah Anda berapa tahun dibutuhkan sampah plastik untuk bisa terurai? Ratusan tahun!
Jadi, jauh lebih bijak jika kita mau sedikit repot dengan selalu membawa perlengkapan makan dan minum sendiri, yang bukan untuk sekali pakai saja lalu kita buang. Kita tidak ingin meninggalkan warisan berupa sampah plastik kepada cicit atau buyut kita sekian generasi ke depan bukan?
Hemat air
Anda tergolong orang yang masih cuek soal penghematan air? Boleh jadi Anda malah meradang jika ada yang mengingatkan untuk menghemat penggunaan air. “Kok situ yang repot?”
Memang, Anda masih mampu bayar tagihan PAM atau tagihan listrik untuk pengadaan air.
Namun, cobalah berpikir jauh ke depan. Berapa banyak air bersih yang terbuang percuma jika Anda membiarkan keran air terbuka, mengucurkan air begitu deras, sepanjang Anda menyikat gigi, mencukur jenggot, atau mencuci piring.
Sesekali cobalah tampung aliran air itu dengan ember. Dijamin Anda akan “takjub” melihat betapa banyak air yang terbuang percuma.
Itu baru sekali pakai. Silakan hitung sendiri totalnya, sudah berapa kali Anda menggosok gigi dalam seminggu, sebulan, setahun, dan bertahun-tahun?
Cobalah berempati juga terhadap penduduk wilayah lain yang masih sulit mendapatkan air bersih.
Cintai tanaman
Tanaman bukan indah dipandang mata saja lewat bunga-bunga cantiknya, melainkan juga memberi manfaat luar biasa bagi Bumi tercinta. Kemampuannya menyerap polusi udara, menyediakan oksigen yang amat kita butuhkan saat bernapas, mengharuskan kita berterima kasih kepada tanaman, apa pun jenisnya.
Mulailah menanam dan memelihara pohon di rumah. Minimal satj pohon untuk setiap anggota keluarga.
Tidak perlu berdalih tak ada lahan. Tidak harus pohon besar yang kita tanam.
Jika tinggal di rumah sederhana pun kita tetap masih bisa menanam pohon dalam pot. Contohnya, tanaman kebutuhan dapur seperti jahe, kunyit, dan lengkuas, atau cabe dan bawang yang amat mudah untuk ditanam.
Saving energy
Jangan dianggap angin lalu anjuran pemerintah yang kerap mengedukasi warga lewat iklan layanan masyarakat untuk mematikan lampu dan perangkat listrik ketika tak digunakan. Hemat energi bukan hanya hemat biaya, melainkan juga merupakan aksi nyata ikut menyelamatkan Bumi.
Segeralah beralih ke peralatan rumah tangga hemat energi. Pilih lampu LED sebagai sumber penerangan di rumah dan selalu matikan lampu ketika tidak digunakan. (Puspayanti, kontributor AS)