Oleh : EFFI S HIDAYAT
Pagi ini sebuah WA mampir. Dari tetanggaku. Menanyakan… kucing! Iya, anak kucingnya yang berjumlah 4 ekor. Dan, hilang tak tentu rimbanya.
Berderet-deret kemudian ceritanya panjang mengalir. Intinya, dia sedih kehilangan mereka. Sudah diurus seperti mengasuh bayi. Dibelikan susu dan makanan kucing juga untuk induknya.
Ha? Saya terperangah sangat. Sebenarnya hampir tak percaya. Jadi, semuanya total dia memelihara… lima ekor kucing?
“Iya, sekarang tinggal emaknya. Anaknya nggak tahu kabur ke mana. Biasa main di taman, kejar-kejaran. Lucuuu sekali. Menghibur hati, bikin kita nggak kesepian.”
Jujur, saya senang mendengar ceritanya. Tetapi, sekaligus juga sedih, prihatin. Lha, selama ini tetangga saya itu tidak suka binatang. “Bikin repot saja, kayak ngurus orang!” katanya menolak ketika beberapa kali ditawari memelihara anjing atau kucing.
Kini, setelah dia jatuh sayang memelihara, kok anak-anak kucing peliharaannya kabur. Maklum ‘anak balita’, rasa ingin tahu mereka besar. Tak sekadar mengintip lewat pagar, tetapi juga molos sekalian kepingin melihat dunia. Duh.
Demikianlah pandemi. Ternyata banyak mengubah tatanan hidup di masyarakat, sekaligus juga kebiasaan, dan rupanya juga karakter orang. Iya, seperti tetangga saya contohnya.
Sehari-hari dulu, saya kenal dia tipikal seorang yang aktif. Tak betah di rumah. Hampir setiap hari keluyuran, makan di luar. Dan, mana mau kebebasannya dibebani hewan peliharaaan? Bahkan, kelihatan sekali tidak suka, jika tidak mau dikategorikan “benci”.
Eh, ndilalah, hari ini si pembenci hewan itu mencari-cari khawatir anak-anak berbulu yang dipeliharanya sejak berbulan-bulan lalu? Saya pun diwanti-wanti agar segera memberitahunya jika bertemu. Oh, terus terang saya tersentuh. Sebagai pencinta hewan, tentu saja tanpa diminta pun dengan senang hati saya akan membantu mencari.
Luar biasa memang masa pandemi ini, ya. Mampu mengubah benci menjadi cinta. Dan, kasih yang semakin bersemi dipelihara pun, tentu saja sangat saya yakini akan mampu membuat seseorang menjadi semakin mengasihi.
Di masa-masa tidak baik seperti saat ini, sesuatu yang baik tetap saja terjadi.
Berdiam di rumah, berkumpul bersama seluruh keluarga. Tetangga yang saling membantu peduli. Dan, melalui makhluk ciptaan-Nya yang lain pun, tanaman maupun hewan, manusia mampu semakin bertumbuh menjadi pribadi yang mengasihi.
Ya, ya, semoga keempat anak kucing itu segera ditemukan atau pulang sendiri. Dimana pun berada, saya harap semoga mereka semua baik-baik saja. Benar sekali, jika kita ingin dihibur, maka kita harus menghibur. Jika ingin dikasihi, kita harus mengasihi…. Berkah dalem.