Semakin Tak Mudah… – Catatan Halaman ke-93

Penulis Jlitheng

Zaman terus berubah. Berubah pula cara menjalani hidup kekatolikan. Ada yang lurus-lurus saja, tetapi tak sedikit yang berbelok arah. Semoga masih dapat bertemu di ujung sana

Teringat satu “cerita” tentang seorang anak muda. Tampak santun, rapi, baju bagus, celana bagus, bersepatu mengilap, dihentikan polisi karena menerobos lampu merah.

Ketika polisi menghentikan dan bertanya, “Mengapa Anda menerobos lampu merah? Anda tahu apa artinya merah?” dengan enteng si pengendara sepeda motor menjawab, “Tahu Pak Polisi. Merah artinya berani.” Anteng dan tetap senyum.

Gemes, gregetan. Membuat kisruh. Tetapi, yang kita lihat memang banyak kejadian serupa dalam kehidupan hari-hari kita.

Di beberapa kota di Indonesia, mereka yang “berani” naik sepeda motor tanpa menggunakan helm pengaman sambil bonceng tiga dan menerobos lampu merah pula, justru dianggap orang atau menganggap diri sendiri hebat atau jago.

Mungkinkah cara pandang seperti itu merasuki cara hidup beriman sebagian anak muda kita? Ada kekisruhan cara pandang karena ingin tampak hebat, jago?

Menerobos antrian komuni, padahal tidak boleh. Dengan tanpa ragu pindah agama, nikah di luar gereja, tidak pindah tetapi juga tidak pernah tampak batang hidungnya.

Ketika kita menghentikan dan bertanya: “Mengapa kau terobos rambu-rambu imanmu, Nak? Kamu tahu artinya rambu-rambu imanmu?” Jawabnya: “Tahu, Pak, artinya jangan ikut campur. Itu urusanku dan masa depanku sendiri.”

Jleb. Lantas? Apa yang salah? Apa yang dapat kita lakukan untuk generasi muda kita itu?

Sarwa iwuh lan pakewuh. Serba salah; mau diam saja nanti dipermasalahkan, bahkan disalahkan, mau bertindak sesuatu juga dapat menjadikannya lebih berdampak.

Itulah kondisi ewuh lan pakewuh, dan pada umumnya kondisi itu terjadi sebagai akibat dari suasana kisruh, seperti malam gelap tanpa pelita bernyala.

Gelap gulita, kisruh mergo ra weruh. Wis mbuh, sakarepmu. Tentu bukan itu jawab yang kita tunggu. Baiknya memang kita duduk bersama. Cari jalan terbaik, mungkin sekedar memberi nyala. Dan… mereka memang harus bertanggungjawab pada hidupnya.

Salam sehat dan tetap berani berbagi cahaya.

SEIDE

About Admin SEIDE

Seide.id adalah web portal media yang menampilkan karya para jurnalis, kolumnis dan penulis senior. Redaksi Seide.id tunduk pada UU No. 40 / 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Opini yang tersaji di Seide.id merupakan tanggung jawab masing masing penulis.