Bisa dilakukan oleh siapapun. Seringkali & umumnya dari hal yang remeh temeh. Sepele. Jika dilakukan terus menerus & menjadi kebiasaan, dampaknya teramat besar. Tidak hanya rugikan diri sendiri, tapi juga banyak orang.
Coba lihat.
Tukang potong keramik itu. Ia biasa tak kenakan masker. Kenakan masker ketika dingatkan atau ditegur mandor. Sadar atau tidak, mungkin juga malas karena ribet untuk pasang-lepas masker sehingga dibiarkan serbuk keramik dihirup saat bernafas. Jika dibiarkan berlangsung tahunan,
bisa dibayangkan akibatnya.
Bercandaan yang sembrono.
Ketika teman yang tengah berdiri, kursinya dipindahin. Maksudnya bercanda, lucu-lucuan. Tapi saat jatuh, pantatnya terlebih dulu bisa berakibat fatal. Lumpuh atau kebutaan.
Kesembronoan yang lain.
Bangunan yang dibangun tidak sesuai bahan, karena dikurangi. Mutu & kekuatan bangunan pun jadi ringkih & cepat rusak; roboh.
Yang dahsyat, dampak kesembronoan yang terjadi akhir-akhir ini. Pandemi Korona yang telah berlangsung setahun lebih membuat siapapun mudah stes, bosan, masa bodoh, bahkan memicu emosi & konslet.
Tidak sedikit orang yang sudah divaksin abai kenakan masker karena berasa kebal & tak bakal tertular Korona. Kita nyepelekan prokes. Akibatnya, Korona senakin meraja lela.
Yang tidak lucu, akibat gegara sembrono itu kita mudah menyalahkan orang lain. Korona diterima sebagai nasib atau ujian dari Tuhan.