Apa reaksi kita, ketika melihat orang yang berjalan mundur?
Bersikap masa bodoh dan cuwek, karena bukan urusan kita. Kita juga tidak mempunyai hubungan dengan orang itu.
Berbeda reaksinya, jika orang yang berjalan mundur itu teman atau kerabat kita. Karena kita bisa jadi sasaran tembak untuk dibuli orang, dan malu hati.
Bisa juga, orang yang jalan mundur itu kurang kerjaan, sekadar nyari sensasi, dan ben diarani.
Perbuatan, peristiwa, hal-hal aneh, ganjil, dan tidak lazim itu umumnya kita sikapi dengan curiga, negatif, apriori, dan sinisme. Padahal kita tidak tahu maksud dan tujuan orang melakukan itu.
Tidak jauh berbeda, ketika orang berinovasi mengolah dan meracik menu masakan yang beda dari yang biasa. Kesan pertama orang lain adalah: aneh, nggilani, neka-neka, dan (maaf) jijai.
Faktanya, ketika jenis atau produk makanan itu booming di pasaran, banyak orang melongo, kagum, berlomba untuk mengekor, dan ikut-ikutan demi menangguk rezeki.
Sama halnya dengan orang yang berjalan mundur itu. Apakah kita tahu maksud dan tujuannya? Sekiranya orang itu melakukan demi nazar. Karena permohonannya diridhoi dan dikabulkan Allah.
Kita semestinya sadar diri dan paham, bahwa orang berjalan mundur itu hak tiap insani asalkan tidak mengganggu dan merugikan pihak lain. Umumnya, yang usil itu datang dari kebiasaan jelek kita yang mudah curiga, tendensius, dan menghakimi orang lain.
Padahal, orang jalan mundur itu dapat diibaratkan sebagai refleksi.
Cermin untuk melihat perjalanan hidup sendiri. Sudah benarkah arah dan tujuan hidup kita? Apa saja yang harus dibenahi dan diperbaiki agar langkah ke depan kita makin jelas, terarah, dan makin lebih baik lagi.
Berani tampil beda dalam berinovasi adalah solusi kreatif untuk menyikapi situasi, kondisi, dan persaingan global yang makin kompetitif ini.
Kuncinya adalah kita harus miliki semangat inovatif dan kreatif menjawab tantangan zaman. Untuk terus berbenah, perbaiki diri, dan berubah jadi makin baik lagi.
Kita harus berani jadi pioner, pembaharu, dan fokus pada tujuan untuk menciptakan goal-goal itu demi mencapai sukses.
Apapun cita-cita dan impian itu dicapai, jika kita berani menggali dan mengolah talenta kita untuk memberikan yang terbaik dalam hidup ini.
Ada seorang filsuf mengatakan, “Keabadian di dalam diri kita adalah kesadaran akan kehidupan yang abadi. Dan mengetahui, bahwa kemarin hanyalah kenangan hari ini, serta hari esok adalah harapan.”
Semoga hari ini selalu jadi istimewa bagi kita semua … untuk diisi dengan hal-hal yang istimewa pula.
Salam sukses dan bahagia.
Foto : Chulmin Park/Pixabay