Seide.id – Serangan drone dikabarkan telah menghantam sebuah mobil, ledakannya turut merusak rumah hingga menewaskan beberapa warga sipil, diantaranya bocah berusia dua tahun.
Roket yang diduga ditembakkan dari pesawat nir awak/ drone milik Amerika itu merenggut nyawa sembilan warga sipil dari satu keluarga, termasuk enam anak-anak dengan yang termuda berusia dua tahun.
Itu adalah serangan roket kedua dari militer Amerika setelah insiden bom bunuh diri di bandara Kabul, Kamis 26/8 lalu, yang menewaskan 169 orang, 13 diantaranya anggota militer Amerika.
Ke sembilan korban itu adalah dari Zamaray (40), Naseer (30), Zameer (20), Faisal (10), Farzad (9), Armin (4), Benyamin (3), Ayat (2), dan Sumaya (2).
Keluarga korban kebetulan tinggal berdekatan dengan tempat AS melakukan serangan di kawasan Khaje Bughra.
Pihak Pusat Komando Militer (Centcom) mengatakan bahwa serangan itu ditargetkan untuk pelaku ISIS-K yang tengah bersiap untuk melakukan serangan lanjutan terhadap bandara Kabul.
Seorang pejabat senior AS berkata pada Associated Press bahwa roket itu diluncurkan setelah pihak militer menerima laporan beberapa orang tangah memindahkan bahan peledak ke dalam mobil.
Kendaraan memang hancur, namun efek ledakan juga menghantam rumah warga.
Seorang bapak meratap dengan sedih, dan mempertanyakan alasan serangan, “kami hanya keluarga sipil biasa. Kami bukan ISIS, ini rumah tangga biasa” katanya pada kantor berita CNN.
AS menuturkan penghancuran kendaraan mengakibatkan “ledakan substansial dan kuat” karena menargetkan sejumlah besar bahan peledak yang tersimpan pada kendaraan tersebut.
“Ledakan sekunder mungkin telah menyebabkan korban tambahan. Tidak jelas apa yang mungkin terjadi dan kami sedang menyelidiki lebih lanjut,” kata Centcom. (gun)