(16) MENINGGALKAN PERTAPAAN
Setelah berhasil “amunah satru sekti” (mengalahkan musuh yang sakti). Raden Ramayana dan Raden Lesmana segera mohon pamit kepada Bagawan Yogiswara dan Bagawan Wiswamitra untuk segera kembali ke Kerajaan Ayodya.
Para brahmana mengucapkan banyak terima kasih kepada Raden Ramayana dan Raden Lesmana yang telah berhasil mengusir raksasa perusuh di dalam Pertapaan Hutan Dandaka.
Kepulangan Raden Ramayana dan Raden Lesmana diiringi nyanyian puji-pujian kemenangan.
Di dalam pertapaan dilangsungkan Upacara pujian syukur selama 7 hari 7 malam.
Pertapaan para brahmana di dalam Hutan Dandaka kembali tenang, aman, damai dan tenteram.
(17) PUTRA PAMBAYUN
Raden Ramayana atau Raden Ramawijaya, sebagai putra “pambayun” (sulung) dari Prabu Dasarata dan Dewi Raghu selalu “digadhang-gadhang” (disanjung penuh harap) agar kelak bisa “nglintir keprabon” (meneruskan tahta) sebagai raja Ayodya.
Raden Ramayana yang menguasai banyak ilmu sungguh layak jika kelak menjadi seorang raja di Ayodya.
Untuk mempersiapkan semuanya, Raden Ramayana
harus melewati 2 tahap yaitu:
Diangkat sebagai “Pangeran Pati” atau Putra Mahkota.
Raden Ramawijaya harus sudah “bergarwa” (menikahi) seorang gadis.
( bersambung )