(39) SUKA DAN DUKA MEREKA
Dalam pertemuan itu Raden Barata bercerita banyak hal. Mulai dari kesehatan Baginda Raja, permaisuri dan selirnya.
Demikian pula Raden Ramayana, Dewi Sinta, Raden Lesmana dan Raden Satrugna. Mereka juga bercerita tentang suka-dukanya selama mengembara di dalam hutan.
Raden Barata merasa malu mendengar cerita mereka, karena ia hidup enak dan bahagia di dalam istana sementara saudara-saudaranya hidup menderita,
bertaruh nyawa di dalam hutan
yang masih dihuni oleh berbagai hewan liar dan buas.
Setelah sejenak mereka bertemu dan melepas lelah akhirnya berceritalah Raden Barata tentang perjalanannya mencari mereka.
(40) SEPASANG TEROMPAH RAMA
Raden Ramayana yang cerdik bisa memahami perasaan adiknya yang menginginkan dirinya untuk pulang dan menjadi raja di Ayodya.
Bahkan dinasihatilah Barata dengan beberapa nasihat yang bijak dan ia menginginkan Barata untuk naik tahta di Ayodya.
Dalam kesempatan yang baik itu Raden Ramayana ‘mejang’ (mengajar) kawruh atau ilmu yang disebut ‘Hasta Brata’. Adapun Hasta Brata itu meliputi delapan ilmu kepemimpinan bagi seorang Raja yang hendak berkuasa memimpin rakyatnya.
“Barata.”
“Siap Kanda Ramayana.”
Nanti setelah engkau naik tahta menjadi Raja di Ayodya. Kanda hanya berpesan, lakukanlah 8 kepemimpinan berikut ini agar kawula (rakyat) Ayodya ‘rahayu’ (selamat) lahir-batin, damai, bahagia dan sejahtera.”
“Apakah nama 8 kepemimpinan itu, Kanda?”
“Namanya ‘Hasta Brata’. Dengarlah baik-baik.
1. Seorang Pemimpin Harus Memiliki Sifat Bumi
Yaitu selalu memberi kebutuhan dasar bagi semua mahkluk hidup. Sifat bumi ini melambangkan kepedulian tanpa pamrih ikhlas lahir dan batin serta kokoh dan setia dalam melindungi seluruh rakyatnya.
2. Seorang Pemimpin Harus Memiliki Sifat Matahari
Yaitu seorang pemimpin hendaknya harus selalu memberi cahaya terang bagi semua mahluk agar bisa bertumbuh-kembang. Seorang pemimpin hendaknya membagi, menerangi, memberikan kehangatan dan kasih sayang kepada rakyatnya tanpa pilih kasih.
3. Seorang Pemimpin Harus Memiliki Sifat Api
Yaitu memiliki hukum yang jelas bagi keadilan seluruh rakyat, tanpa pandang bulu. Sifat dari api ini adalah unsur kepemimpinan yang berani mengambil keputusan yang baik dan benar dan tegas dengan segala risiko yang harus dihadapinya.
4. Seorang Pemimpin Harus Memiliki Sifat Samudera atau Laut
Yaitu menerima semua aliran sungai, bersih atau kotor airnya. Artinya bahwa seorang pemimpin harus dan wajib menerima semua golongan tanpa membeda-bedakan dan berhati laut, sabar menanggung derita demi kesejahteraan kawula (rakyat) yang dipimpinnya.
5. Seorang Pemimpin Harus Memiliki Sifat Langit
Yaitu seorang pemimpin harus memili ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas. Cakap, memiliki kemampuan untuk mengayomi semua lapisan masyarakat yang dipimpinnya.
6. Seorang Pemimpin Harus Memiliki Sifat Angin
Yaitu keberadaan atau kedudukannya sebagai seorang pemimpin harus memiliki pengaruh luar biasa yang bisa dirasakan bagi seluruh rakyat dan lingkungan sekitarnya. Bukan hanya sekadar menguasai, tetapi seorang pemimpin harus berani terjun atau ‘blusukan’ untuk mengetahui banyak persoalan yang dihadapi rakyatnya dan mengusahakan solusi atau jalan keluarnya secara damai dan sejahtera.
7. Seorang Pemimpin Harus Memiliki Sifat Bulan
Yaitu seorang pemimpin harus bisa menjadi sosok yang memberikan kedamaian bagi rakyat dan lingkungan sekitarnya. Ia senantiasa harus memiliki keteduhan dan menerangi kegelapan serta memberikan harapan baik pada rakyatnya dan berjuang serta bekerja keras untuk menyejahterakan seluruh rakyat yang dipimpinnya.
8. Seorang Pemimpin Harus Memiliki Sifat Bintang
Yaitu seorang pemimpin harus memiliki kerendahan hati walaupun kedudukannya tinggi, memberi contoh bertindak yang lemah-lembut, jujur, menjadi pedoman bertingkahlaku yang baik dan benar bagi seluruh rakyat yang dipimpinnya. Inilah Hasta Brata yang Kakanda berikan kepada Dinda Barata.”
“Trimakasih Kakanda Ramayana atas wejangan luhur yang arif dan bijaksana dari Kakanda.”
Semula Barata merasa keberatan atas nasihat Rama. Tetapi, setelah dipikirkan dan dipertimbangkan secara masak-masak dan demi kerajaan Ayodya maka diterimalah nasihat Rama itu dengan pengertian bahwa ia menjadi raja di Ayodya mewakili Rama dan ia meminta sepasang terompah Rama untuk ditaruh di atas kursi singgasana kerajaan Ayodya.