(48) TANTANGAN WIRADA
“Keparat! Berani engkau dengan aku?”
“Apa yang aku takutkan dengan dirimu?”
“Tinggi badanmu tidak seberapa dan kecil. Engkau hanya seorang diri tanpa teman. Lihat, pasukanku banyak, tak terhitung jumlahnya. Awas hati-hati! Jangan terlena! Hendak kusergap engkau dan akan kumakan daging tubuhmu beramai-ramai!”
“Ayo, majulah kalau berani! Tangkaplah aku! Terkena panahku ‘sirna margalayu’ (mati)-lah kamu!”
(49) MELAWAN WIRADA
Secepat kilat Dityakala Wirada bergerak maju hendak menangkap Raden Ramayana.
Raden Ramayana telah siap siaga. Dengan kewaspadaan yang tinggi, Raden Ramayana menghindar ke kanan.
Dityakala Wirada jatuh tersungkur. Kepalanya terluka parah membentur batu besar. Darahnya mengucur deras. Membasahi muka dan bagian tubuhnya. Meski demikian ia bisa bangkit berdiri. Ia semakin geram. Ingin cepat-cepat menangkap Raden Ramayana. Tapi gerakan Raden Ramayana semakin gesit dan lincah.
Dityakala Wirada agak keteter. Ia mengerahkan seluruh kekuatan tubuhnya. Raden Ramayana hendak diterkamnya, tapi gagal. Rade Ramayana menghindar ke kiri. Dityakala Wirada jatuh untuk yang kedua kalinya. Kepalanya lagi-lagi membentur padas curing. Darah yang ke luar makin banyak. Namun raksasa itu tak merasakannya. Ia terus menyerang Raden Ramayana tak kenal ampun, tapi selalu gagal.