Serial Wiracarita Ramayana eps. 67– 68

67. TAK-TIK RAHWANA

Mendengar cerita Sarpakenaka yang panjang lebar. Raja Alengka, Rahwana marah besar. Giginya bergeretak, sesekali menyumpahi Ramawijaya yang beruntung memperistri Dewi Sinta setelah memenangkan sayembara menthang langkap gandhewa dibya di Kerajaan Manthilidirja itu. Ia terpaksa pulang karena datang terlambat.

“Aku harus mendapatkan Dewi Sinta, titis Dewi Widowati!” katanya.

Jika sudah demikian tak ada seorang pun  dalam Balairung Alengka yang berucap.

“Rama Prabu?!” Tiba-tiba Indrajid berkata.

‘”Indrajid!”

“Ya, Rama Prabu.”

‘”Engkau takut berperang melawan Ramawijaya, Jid?!”

“Tidak, Rama Prabu. Indrajid tidak takut perang melawan Ramawijaya”

“Bagus, Jid! Tetapi bukan sekarang Jid!”

“Kenapa Rama Prabu?”

“Waktunya belum tepat, Jid!”

“Ananda, Indrajid sanggup mencari Ramawijaya!”

“Jangan! Jangan sekarang, Jid!”

“Apakah Rama Prabu meragukan kesaktian Indrajid?”

“Bukan itu permasalahannya!”

“Menurut Rama Prabu?”

“Engkau masih muda. Engkau satu-satunya putra mahkota yang hendak menggantikan tahta Alengka setelah aku tiada, Jid!”

“Barangkali Rama Prabu punya ide lain untuk merebut Dewi Sinta dari tangan Ramawijaya?”

‘Ada! Masih banyak satria sakti yang rela berbakti untuk kejayaan Negara Alengka!”

68. KALAMARICA

Rahwana laksana makan buah simalakama begitu mendapat kabar tentang keberadaan Dewi Sinta dan Rama Wijaya. Hatinya gembira, sekaligus juga bersedih.

Gembira, karena telah mengetahui keberadaan Rama dan Sinta.  Bersedih, karena Dewi Sarpakenaka mendapat musibah, kedua telinganya dipotong atau diperung oleh Raden Lesmana Widagda.

“Indrajid!”

“Wonten Dhawuh Rama Prabu?!”

“Aku menghendaki kedatangan si julik Kalamarica!”

“Sendika Sinuwun Prabu.”

Indrajit keluar dari balairung Kerajaan Alengkadiraja. Tak lama kemudian Kalamarica datang bersembah.

“Apakah ada tugas baru bagi hamba, Sang Prabu?”

“Ada!”

“Tugas apa Sinuwun?”

“Aku tahu akal julig kelicikanmu! Sekarang aku tugaskan kamu! Buatlah Dewi Sinta di Hutan Dandaka agar tertarik dengan kelicikanmu sehingga ia bisa menjauh dari pengawasan Ramawijaya, Lesmana dan Satrugna!”

“Siap sang Prabu, hamba hendak mengubah rupa menjadi seekor kijang cantik berbulu emas untuk menggoda Dewi Sinta.”

“Oh, ya?”

“Iya, Sang Prabu.”

“Saya percaya, Sinta setelah melihat dirimu yang sudah seperti seekor kijang emas itu pasti punya permintaan pada Sri Rama untuk menangkap kijang kencana berbulu emas yang kauperagakan dengan lemah lembut itu bukan?”

“Iya, sang Prabu?!”

“Hati-hati agar penyamaranmu tidak diketahui oleh Rama Wijaya.”

“Percayalah pada hamba. Hamba bisa menjaga diri.”

Mendengar Kalamarica yang cerdik itu, Rahwana girang bukan kepalang. Keinginannya untuk memperistri Dewi Sinta semakin dekat waktunya, seolah-olah sudah berada di depan matanya.

Serial Wiracarita Ramayana eps. 58 – 60

Avatar photo

About Y.P.B. Wiratmoko

Lahir di Ngawi, 5 April 1962. Purna PNS ( Guru< Dalang wayang Kulit, Seniman, Penyair, Komponis, penulis serta penulis cerita rakyat, artikel dan buku. Telah menulis 200 judul buku lintas bidang, termasuk sastra dan filsafat. Sekarang tinggal di dusun kecil pinggir hutan jati, RT 021, RW 03, Dusun Jatirejo, Desa Patalan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur