(80) CUPU MANIK ASTAGINA
Hubungan gelap antara Dewi Windradi dan Dewa Surya telah berlangsung lama. Sebagai tanda cintanya, Dewi windradi diberi tanda mata berupa sebuah cupu. Namanya Cupu Manik Astagina.
Cupu Manik Astagina merupakan sebuah permainan ajaib dari Kayangan yang hanya dimiliki oleh para Dewa-Dewi Kayangan. Melalui Cupu Manik Astagina, keindahan dunia bisa dilihat dengan jelas. Itulah sebabnya setiap hari Dewi Windradi suka menyendiri bermain-main dengan Cupu Manik Astagina sampai memperoleh kepuasan tersendiri.
(81) ANAK-ANAK RESI GOTAMA DAN DEWI WINDRADI
Rersi Gotama dengan Dewi Windradi dikaruniai tiga orang anak, satu perempuan dan dua laki-laki. Yang perempuan, bernama Dewi Anjani, dan yang laki-laki bernama Raden Guarsa dan Raden Guarsi. Mereka hidup rukun dan patuh kepada kedua orang tuanya.
Dewi Anjani cantik jelita dan Raden Guarsa serta Raden Guarsi memiliki wajah yang tampan rupawan. Resi Gotama menaruh cinta yang besar kepada ketiga anak-anaknya itu.
Ketika Raden Guarsa dan Raden Guarsi membantu ayahnya yang sedang bekerja di kebun, dan Dewi Anjani membantu ibunya yang sedang bekerja di dapur, tanpa sengaja Dewi Windradi sedang melihat Cupu Manik Astagina. Dewi Anjani mengetahuinya
“Ibu, itu permainan apa?” tanya Anjani.
“Ini namanya Cupu Manik Astagina,” jawab ibunya.
(82) BEREBUT CUPU MANIK ASTAGINA
Demi cintanya kepada anak perempuan satu-satunya, Dewi Windradi akhirnya memberikan juga Cupu Manik Astagina kepada Dewi Anjani.
“Dewi Anjani, anakku yang kucintai,” kata Dewi windradi.
“Iya ibu.”
“Engkaulah anak perempuanku satu-satunya. Terimalah Cupu Manik Astagina ini.”
“Terima kasih ibu.”
“Jangan sampai Cupu Manik Astagina ini hilang dari tanganmu.”
“Anjani hendak menjaganya dengan baik, ibu.”
Semenjak ia memiliki Cupu Manik Astagina pemberian ibunya itu, ia menjadi malas bekerja, sehari-hari hanya asyik bermain dengan Cupu Manik Astagina itu.
Melihat kelakuan Anjani seperti itu, Guarsa dan Guarsi mulai curiga dengan kakaknya. alAkhirnya Cupu Manik Astagina dijadikan rebutan oleh mereka.
“Kakak Anjani, itu apa?” Tanya Guarsa.
“Ya, itu apa? Yang kakak Anjani bawa itu apa?”
“Dhuh yayi (adhimas, adik) jangan! Ini permainan anak perempuan bukan permainan anak laki-laki. Jangan ya dhimas!?” kata Anjani.
“Aku pinjam sebentar saja!” kata Guarsa.
“Ya, aku juga pinjam sebentar saja!” kata Guarsi.
“Tidak boleh Dhimas, ini permainan anak perempuan.”
“Ah, tidak peduli, mari kita rebut, Kakang!” Kata Guarsi kepada Guarsa, kakaknya.
Raden Guarsa dan Raden Guarsi akhirnya mengejar Dewi Anjani, kakaknya hendak merebut Cupu Manik Astagina yang dibawanya.