- PESAN BATHARA NARADA PADA SUGRIWA
Sebelum meninggalkan Raden Sugriwa dan Dewi Tara Bathara Narada berpesan.
“Sugriwa, aku dan kakakmu Subali hendak pergi ke Kayangan Suralaya. Sekarang tugasmu untuk ikut “memunah angkaramuka dan satru sekti durung rampung” (menumpas Angkara murka dan lawan sakti belum selesai)
“Kemudian apa yang harus hamba lakukan untuk bisa melaksanakan dharma mulia itu pukulun?”
“Engkau bersama prajurit wanara atau kera yang lain harus merapat mengabdi pada Prabu Ramawijaya di kerajaan Ayodya. Kalian harus turut membebaskan Dewi Sinta dari kekuasaan Prabu Rahwanaraja, Raja Alengkadiraja. Selain itu engkau kuangkat menjadi Raja di Kerajaan Gua Kiskendapura.”
“Sendika Dhawuh Pukulun.” Kata Prabu Sugriwa menyatakan kesiapannya di hadapan Bathara Narada.
- ANOMAN DUTA (1)
Merapatnya pasukan kera pimpinan Prabu Sugriwa ke dalam kerajaan Ayodya semakin kuatlah pasukan Prabu Ramawijaya atau Prabu Ramayana.
Raden Anoman yang masih keponakan Sugriwa dipercaya Prabu Ramawijaya sebagai Senopati kerajaan Ayodya. Pekerjaannya membebaskan Dewi Sinta dari cengkeraman Rahwana. Ia memimpin pasukan kera prajurit Prabu Sugriwa yang telah menyatu dan mengabdi kepada sang Ramawijaya.
“Anoman, lihatlah jalan menuju Kerajaan Alengka!”
“Sendika dhawuh Sinuwun.”
Maka terbanglah Raden Anoman untuk melakukan pengamatan jalan menuju Kerajaan Alengkadiraja. Ternyata jalan itu dipisahkan oleh lautan yang luas dan tidak mungkin dilalui oleh para prajurit kera.