Serial Wiracarita Ramayana eps. 104– 105

  1. RAMA TAMBAK

Setelah mendapat laporan dari Raden Anoman bahwa keberadaan Kerajaan Ayodya dan Kerajaan Alengkadiraja dipisahkan oleh sebuah selat yang panjang dan luas maka Prabu Ramawijaya membuat program untuk bisa sampai di Kerajaan Alengkadiraja yang diberi nama ‘Rama Tambak’.

Caranya dengan mengerahkan ribuan kera untuk saling berpegangan tangan sehingga membentuk sebuah jembatan yang bisa dilalui para prajurit kera untuk menuju Kerajaan Alengkadiraja.

Program Rama Tambak ini pun tak luput dari beberapa rintangan. Di antaranya prajurit Ayodya harus melumpuhkan pasukan siluman raksasa penjaga perairan laut menuju Kerajaan Alengka. Yuyurumpung dan masih banyak yang lain yang harus dilumpuhkan dan disingkirkan jauh-jauh dari tempat Rama Tambak.

  1. MIMPI BURUK RAHWANA

Rahwana bermimpi. Negeri atau Kerajaan Alengkadiraja dihantam badai yang keras dan tenggelam diterjang oleh banjir bandang. Walau hanya sebuah mimpi, Rahwana cukup dilanda rasa khawatir dan was-was. Apalagi ia telah menculik Dewi Sinta titisan dari Bathari Widowati Dewi kemakmuran itu.

“Togog! Tejamantri, Gog!”

“Dhawuh dalem Sinuwun?!”

“Undang beberapa ahli nujum ke dalam istana untuk meramalkan mimpi yang kualami!”

“Siap.”

Puluhan bahkan ratusan ahli nujum yang didatangkan oleh Tejamantri atau si Togog. Tetapi, semua tewas di tangan Rahwana menggunakan pedang kangkam miliknya. Mereka mengalami nasib buruk karena rata-rata mereka meramal akan datangnya sebuah musibah yang hendak melanda kerajaan Alengka.

Serial Wiracarita Ramayana eps. 91– 92

Avatar photo

About Y.P.B. Wiratmoko

Lahir di Ngawi, 5 April 1962. Purna PNS ( Guru< Dalang wayang Kulit, Seniman, Penyair, Komponis, penulis serta penulis cerita rakyat, artikel dan buku. Telah menulis 200 judul buku lintas bidang, termasuk sastra dan filsafat. Sekarang tinggal di dusun kecil pinggir hutan jati, RT 021, RW 03, Dusun Jatirejo, Desa Patalan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur