- Yuyurumpung dan Wilkadaksini
Di tepi pantai dekat pesisir Kerajaan Alengkadiraja, dijaga ketat oleh prajurit siluman raksasa yang sakti mandraguna bernama Yuyurumpung dan Wilkadaksini. Keduanya memiliki prajurit yang banyak. Oleh Prabu Dasamuka atau Rahwanaraja mereka mendapat tugas menjaga perairan Kerajaan Alengka. Prajurit-prajurit siluman raksasa inilah yang menjaga keamanan dari serangan musuh lewat laut yang hendak mengganggu ketentraman Kerajaan Alengka diraja.
Ketika prajurit wanara (kera) dari Ayodya dalam “Rama Tambak” sampai di tempat itu banyak yang mati terbunuh oleh pasukan Yuyurumpung dan Wilkadaksini.
Sudah barang tentu peristiwa ini membikin geger di tepi pantai. Berkat kesigapan Raden Anggada dan Raden Anila mereka dapat di tumpas habis. Yuyurumpung dan Wilkadaksini mati dalam pertempuran yang sengit itu.
- Anoman Duta (3)
Setelah Rama Tambak hampir selesai, Raden Anoman menjadi duta untuk yang ketiga kalinya.
“Anoman.”
“Sendika dhawuh Sinuwun.”
“Rama Tambak sudah hampir selesai.”
“Kasinggihan (iya) Sinuwun. Adakah tugas baru untuk Anoman?”
“Datanglah ke Taman Argasoka. Pastikan keselamatan Sinta. Beri tahu Sinta, bahwa pasukan Ayodya sudah siap menggempur Alengka.”
“Sendika dhawuh (Siap)”
“Hati-hati jangan sampai ketahuan oleh prajurit Alengka.”
“Kapan Anoman boleh berangkat ke Taman Argasoka.”
“Sekarang juga berangkatlah!”
“Mohon doa restunya, Sinuwun. Semoga lancar perjalanan Anoman ke Taman Argasoka.”
“Ya, doaku menyertaimu seperti air mengalir.”
- Tri Netra da Tri Sirah Gugur
Anoman berhasil memasuki Taman Argasoka dan bertemu dengan Dewi Sinta, tetapi nasibnya naas. Ia diketahui dan ditangkap oleh prajurit raksasa dari Kerajaan Alengka. Ia hendak dihukum hidup-hidup. Tangannya diikat rantai dan ekornya diikat dengan segumpal kain yang telah direndam ke dalam minyak tanah dan disulut dengan api. Dalam keadaan seperti itu Anoman melompat dari atap rumah yang satu ke atap rumah yang lain. Alengka di lalap si jago merah. Ludes terbakar, geger Alengka. Rahwana marah.
Tri netra dan Tri Sirah menjadi senopati perang melawan prajurit Ayodya yang sudah tiba di Alengka.
Dalam pertempuran yang sengit itu mereka gugur di medan laga dikeroyok oleh pasukan wanara atau kera dari Ayodya yang dipimpin oleh Narrpati Sugriwa.