Serial Wiracarita Ramayana eps. 114– 116

  1. Senopati Kumba-Kumba Gugur

Dengan aji maundri yang dimiliki oleh Anoman, rantai besi yang mengikat kedua tangannya telah berhasil dipatahkan. Dia menjadi senopati perang Ayodya bersama Raden Anila dan Raden Anggada yang dipimpin oleh Narpati Sugriwa.
Prajurit Alengka banyak yang tewas. Prabu Rahwana semakin marah, hendak maju di palagan atau peperangan, namun dicegah oleh Togog Tejamantri dan Bilung Sarawita.
Setelah gugurnya Tri Netra dan Tri Sirah anak Rahwana, akhirnya Raden Kumba-Kumba, putra kembar Raden Kumbakarna dari Kasatrian Pangleburgangsa menjadi senopati perang dari kerajaan Alengka.
Pertempuran sengit pun terjadi. Prajurit Ayodya dan Alengka banyak yang gugur. Tetapi berkat kesiapan prajurit Ayodya akhirnya Raden Kumba-Kumba pun gugur di palagan atau di medan perang. Prabu Rahwana semakin geram. Raden kumbakarna bersedih.

  1. Wibisana Tundhung

Kerajaan Alangka telah benar-benar menjadi ajang pertempuran prajurit Alengka melawan prajurit Ayodya
Pada suatu kesempatan Raden Gunawan Wibisana memberikan saran pada Prabu Rahwana yang masih kakaknya sendiri.
“Kakang Prabu untuk menghentikan perang besar ini kakang Prabu harus mengembalikan Dewi Shinta dan meminta maaf kepada Prabu Ramawijaya.”
“Mengapa aku harus minta maaf kepada Ramawijaya?!”
“Karena Kakang Prabu bersalah telah menculik Dewi Sinta istri Prabu Rama.”
“Menculik? Tidak! Bahkan aku menyelamatkan Dewi Sinta yang ditinggal seorang diri oleh Ramawijaya di dalam hutan. Keparat! Kau berani-beraninya menasehati orang tua. Minggat kau Gunawan! Minggat! Sejak saat itu Raden Gunawan bergabung dengan pasukan Prabu Ramawijaya.

  1. Kumbakarna Gugur

Sejak Raden Gunawan Wibisana berpihak ke Ayodya, Rahwana semakin memuncak amarahnya. Gunawan Wibisana berpihak kepada Prabu Ramawijaya bukan benci kepada tanah kelahirannya melainkan kepada keangkaramurkaan Prabu Rahwana yang masih kakaknya sendiri.
Prabu Rahwana atau Prabu Dasamuka menemui adiknya yaitu Raden Kumbakarna, raksasa besar dan sakti untuk menjadi senopati Kerajaan Alengkadiraja. Setelah ia diberi makan kenyang sebagai suguhan dari Prabu Rahwana, kakaknya, dia minta dimandikan keramas oleh istrinya. Dengan mengenakan pakaian lengkap kaprajuritan yang serba putih ia berangkat berperang melawan pasukan kera dari Ayodya dengan niat ia tidak membela Rahwana tetapi negara Alengka sebagai tanah airnya yang diporakporandakan oleh pasukan kera pimpinan Raden Anoman dan Patih Sugriwa.
Banyak prajurit Ayodya yang gugur terbunuh oleh Raden Kumbakarna. Tetapi berkat bantuan Raden Gunawan Wibisana Prabu Rama bisa membunuh Raden Kumbakarna dengan panah Guawijaya. Kumbakarna gugur dengan tubuh patah-patah terkena panah Guawijaya.

Serial Wiracarita Ramayana eps. 106 – 107

Avatar photo

About Y.P.B. Wiratmoko

Lahir di Ngawi, 5 April 1962. Purna PNS ( Guru< Dalang wayang Kulit, Seniman, Penyair, Komponis, penulis serta penulis cerita rakyat, artikel dan buku. Telah menulis 200 judul buku lintas bidang, termasuk sastra dan filsafat. Sekarang tinggal di dusun kecil pinggir hutan jati, RT 021, RW 03, Dusun Jatirejo, Desa Patalan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur