- Rahwana Gugur
Setelah semua Senopati Alengka gugur, Rahwana tinggal seorang diri. Ia hanya berdua dengan istrinya, Dewi Tari. Dewi Tari digendong, diangkat tinggi-tinggi dan berulang kali dirangkul dipeluk dan diciumnya.
“Tari, cita-citaku gagal total. Anak-anak kita dan sanak saudara juga gugur di medan laga!” Kata Rahwana. Dewi Tari hanya diam saja.
Dalam peperangan itu, Rahwana juga gugur terkena panah Guawijaya milik Prabu Ramawijaya. Karena ia punya ajian pancasona pemberian Resi Subali maka atas perintah Raden Gunawan Wibisana agar Raden Anoman menutup kuburan Rahwana dengan Gunung Ngungrungan.
“Anoman.”
“Dhawuh, Raden.”
“Jazad Kakang Prabu Rahwana yang sudah di dalam kubur tutuplah dengan gunung Ngungrungan.”
Anoman akhirnya menutup kuburan Prabu Rahwana dengan sebuah Gunung Ngungrungan sesuai dengan nasihat Raden Gunawan Wibisana.
- Gunawan Wibisana Gumanti Nata
‘Brubuh Alengka,’ perang besar Alengka melawan Ayodya telah usai. Keangkaramurkaan telah dikalahkan oleh budi luhur.
Dalam sebuah perang yang menang jadi pindang dan yang kalah menjadi rempah, artinya sama-sama menderita kerugian. Yang menang harus bertanggung jawab memelihara anak-anak yatim dan para janda serta harus membangun kembali kerusakan yang ada.
“Gunawan.”
“Sendika dhawuh Sang Prabu.”
“Rahwana telah gugur karena sifat angkaramurkanya. Kini Alengka ‘komplang’ tak ada yang menjadi raja dan memimpinnya. Maka sebagai gantinya engkau kuwisuda menjadi Raja Alengka sebagai timbanganku yang arif dan bijaksana.”
“Dhuh, Sang Prabu, apakah yang harus saya lakukan?”
“Bangunlah Kerajaan Alengka, sejahterakan seluruh rakyatnya
“Siap Sinuwun Prabu.”
- Raden Bisawarna
Setelah Raden Gunawan Wibisana diangkat menjadi Raja di Kerajaan Alengkadiraja. Kasatrian Maliawan tiada yang memimpin. Atas persetujuan Prabu Ramawijaya, maka ditunjuklah sang Raja Muda pengganti, pemegang tampuk pimpinan di Maliawan yaitu Raden Bisawarna.
“Bisawarna.” Kata Prabu Ramawijaya.
“Dhawuh Sinuwun.”
“Engkau yang harus menggantikan menjadi seorang Raja Muda di Maliawan, karena Ramanda Raden Gunawan telah menjadi Raja Agung di Kerajaan Alengka.”
“Siap Sinuwun.”
“Belajarlah dari keadaan. Pekalah terhadap kebutuhan rakyat. Berbuatlah arif bijaksana melindungi nasib rakyat kecil. Sejahterakan hidup mereka. berlakulah adil dan jujung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Terbanglah tinggi seperti seekor burung rajawali. Jangan gentar menghadapi segala rintangan.” Kata Prabu Ramawijaya.
“Siap Sinuwun.”