(53) SARPAKENAKA MERUSAK HUTAN
Belum lama dari huru-hara Wirada. Hutan Dandaka geger lagi. Seorang gadis raseksi bernama Dewi Sarpakenaka mengamuk dengan cara merusak hutan.
Penduduk desa sekitar Hutan Dandaka, tak ada seorang pun yang mampu mengalahkan Dewi Sarpakenaka.
Sarpakenaka. Sarpa artinya ular. Kenaka artinya kuku. Ia memiliki kuku yang tajam seperti taring seekor ular yang mengandung bisa. Siapa pun yang terkena terkaman kuku-kuku tajam dari jari tangan Sarpakenaka akan menemui ajalnya.
Siapakah sebenarnya sarpakenaka itu? Sarpakenaka adalah adik perempuan Rahwana atau Dasamuka, raja Alengkadiraja.
(54) SAUDARA DASAMUKA
Rahwana memiliki 3 orang saudara yaitu Raden Kumbakarna, Raden Gunawan Wibisana, dan Dewi Sarpakenaka.
Kumbakarna bertubuh raksasa namun berjiwa satria. Raden Gunawan Wibisana berwajah tampan, baik budi bahasanya juga berjiwa satria. Sedangkan Dewi Sarpakenaka berwajah buruk seperti raksasa, kuku-kuku jarinya tajam, mengandung racun seperti bisa ular.
Pada suatu malam, Dewi Sarpakenaka bermimpi bertemu dengan 3 orang satria yang berparas tampan dan seorang Dewi yang cantik jelita di tengah Hutan Dandaka.
Sejak mimpi itulah ia sering mengurung diri. Makan bagaikan rasa sekam. Minum laksana rasa duri. Hidupnya merasa tak bahagia sebelum bertemu dengan satria pujaannya dalam mimpi itu.
(55) MENCARI SATRIA DALAM MIMPI
Atas izin Rahwana, ia mencari para satria tampan di dalam mimpinya itu ke tengah Hutan Dandaka.
Tapi telah berbulan-bulan, satria yang timbul di dalam mimpinya itu belum juga ditemukan. Itulah sebabnya ia mengamuk dengan cara merusak hutan dan membunuh beberapa ternak penduduk yang bermukim di sekitar Hutan Dandaka.
Peristiwa mengamuknya Dewi Sarpakenaka dengan membuat onar dan merusak hutan serta mengganggu penduduk di sekitar Hutan Dandaka itu akhirnya sampai pada telinga Raden Ramawijaya.
“Dinda Lesmana?!” Kata Raden Ramawijaya.
“Ada apa Kakanda Ramawijaya?”
“Apakah Dinda mendengar kabar?”
“Kabar apakah itu?”
“Ada seorang gadis tengah mengamuk!”
“Oh, ya?”
“Ya, Dinda!”
“Seorang gadis?” tanya Raden Lesmana.