Seide.id – Menentukan seseorang mandul atau mengalami infertilitas tidaklah semudah membalik tangan. Banyak hal yang harus ditelusuri. Kehamilan hanya terjadi jika pasangan suami istri dalam keadaan sehat, subur dan tidak stres.
Masing-masing pihak punya saham 50% dalam menentukan keberhasilan terjadinya suatu kehamilan. Untuk memastikannya suami istri perlu menjalani serangkaian pemeriksaan dasar kehamilan.
Pemeriksaan dasar kehamilan untuk suami yakni pemeriksaan analisis sperma serta pemeriksaan darah rutin untuk menapis gangguan fungsi hati, infeksi saluran kemih, diabetes dan penyakit kelamin. Sedangkan pihak istri harus menjalani rangkaian pemeriksaan dasar kehamilan yang lebih kompleks.
Mulai dari pemeriksaan fisik apakah ada pengeluaran cairan dari payudara (galaktorea), dan apakah ada benjolan di perut. Ditambah pemeriksaan kandungan untuk melihat keadaan vagina, pemeriksaan kultur dan tes kepekaan kuman dari vagina (bacterial vaginosis), pap smear, danUSG vaginal untuk menilai keadaan kandungan, plus USG vaginal serial untuk menilai perkembangan sel telur. Serta pemeriksaan darah rutin, sama seperti yang dijalani suami.
Bila perlu akan dilakukan pula pemeriksaan lanjutan. Yakni pemeriksaan analisis hormon untuk menilai kesuburan dan pemeriksaan TORCH-KM untuk menyingkirkan infeksi berbahaya bagi kehamilan. Sayangnya, kedua jenis pemeriksaan lanjutan ini relatif mahal. Pemeriksaan lanjutan lainnya adalah HSG (histerosalphingografi) untuk melihat apakah kedua saluran telur tersumbat atau tidak, sekaligus menilai kondisi rongga rahim dan saluran mulut rahim.
Bila berdasarkan hasil sederet pemeriksaan tadi semua dinyatakan normal namun istri belum hamil juga, maka perlu dilakukan pemeriksaan selanjutnya. Yakni pemeriksaan laparoskopi diagnostik (teropong dalam rongga perut). Nah, dari serangkaian hasil pemeriksaan di atas akan diketahui penyebab ketidaksuburan pasangan. Apakah berasal dari istri, suami atau keduanya. Juga akan diketahui apakah proses untuk mencapai kehamilan bisa dilakukan dengan senggama biaa, iseminasi buatan, atau harus dengan bayi tabung.
Selain itu, faktor di luar medis juga harus diperhatikan. Di antaranya hindari kebiasaan-kebiasaan buruk. Bangun pola hidup sehat. Jangan begadang, jangan minum minuman beralkohol, jangan merokok dan jauhi lingkungan yang penuh asap rokok (karena perokok aktif maupun perokok pasif sama-sama berisiko tinggi terkena kanker paru-paru dan penyakit lainnya), serta minimalkan stres.
Jangan pula melakukan aktivitas fisik secara berlebihan, jangan biasakan mandi air panas atau sauna, terutama suami karena akan mempengaruhi kerja “pabrik” penghasil sperma. Usahakanlah makan makanan yang alami yang diolah secara higienis dan matang sempurna. (Puspa – nakita)