MENULIS ITU ASYIK (20): WAKTU & TEMPAT
Oleh BELINDA GUNAWAN
“Langkahku ragu di jembatan. Aku anak perempuan dari keluarga terhormat, dan sudah bertunangan. Kakiku kecil sebagai hasil jerih payah ibuku. Kalau terjadi sesuatu aku tidak bisa berlari atau melayang seperti Liniang. Kalau aku tertangkap basah, pertunanganku akan bubar. Aku tahu perbuatanku bodoh, tapi otakku buntu oleh rindu.”
Kutipan dari “Peony In Love” ini membawa kita ke era akhir kekuasaan Dinasti Ming di Tiongkok, ke lingkungan sebuah keluarga kaya. Mereka mengundang tamu-tamu terhormat untuk menonton suatu lakon klasik, dengan maksud terselubung menjodohkan anak gadis mereka dengan calon suaminya. Zaman yang masih serba tabu membuat segalanya menjadi penuh rahasia dan rumit. Buku ini sangat kuat unsur settingnya, yang dijalin dalam kisah yang sungguh menyentuh.
Apa itu setting? Setting merujuk pada tempat dan waktu berlangsungnya cerita. Tanpa setting pembaca akan kesulitan mengikuti plot cerita. Setting memberi makna pada perbuatan si karakter dalam sebuah jalinan kisah, juga membantu menciptakan mood pembaca. Mereka lebih mudah paham mengapa karakter dalam kisah itu berbuat begini atau begitu, bila sudah tahu ia berada di mana. Waktu juga berperan. Apakah siang, malam, bulan apa, dekade berapa, abad berapa, berpengaruh pada apa yang dilakukan si tokoh.
Tempat bisa berupa bangunan tertentu, bisa sebuah ruangan, bahkan kendaraan. Aku pernah menulis tentang pertengkaran pasangan suami istri di mobil, yang tanpa mereka sadari membuat anak-anaknya ketakutan. Hal itu menyadarkan sang Ayah untuk lebih menghormati ibu mereka dan berjanji tidak akan bertengkar di depan anak-anak.
Setting bisa luas, semisal sebuah kota, negara. Setting bisa berubah-ubah tergantung plot. Sedangkan waktu bisa dituturkan secara eksplisit dari awal, misalnya:
“Tahun 1980 ketika itu. Aku si putri bungsu baru saja lulus SMA.”
Setting bisa tersirat, seperti kisah Peony di atas. Barulah ketika Peony tahu ayahnya pergi ke ibukota untuk menerima posisi dalam pemerintahan dinasti Qing, pembaca tahu pasti bahwa waktunya adalah akhir era dinasti Ming (1644).
Contoh lain, The Great Gatsby. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kisah ini jelas merujuk ke era 1920-an yang disebut juga The Roaring Twenties atau The Jazz Age. Tempatnya adalah New York dan Long Island, di mansion Gatsby dan rumah Daisy dan Tom, suaminya.
Jay Gatsby, seorang kaya baru (dalam film diperankan oleh Leonardo DiCaprio), mengadakan pesta setiap malam di mansion-nya, tetapi ia sendiri tidak menampakkan diri dalam pesta itu. Harapannya hanyalah agar bisa bertemu kembali dengan Daisy, kekasihnya di masa lalu. Kebetulan Nick, si “aku” dalam kisah ini yang bertetangga dengan Gatsby, mengenal Daisy sehingga keduanya bisa bertemu kembali. Kisah ini berakhir tragis karena belitan kejadian yang mengarah pada salah paham dan cemburu. Gatsby mati ditembak ketika berada di kolam renang. Ironisnya, meski kaya raya pemakamannya hanya dihadiri oleh dua orang, ayahnya dan Nick, si narator.
Ada dua jenis setting. Dongeng atau cerita anak menggunakan setting yang tidak ketahuan letaknya dalam peta dunia. Contohnya “Winnie the Pooh”. Di sini tempat dan waktu tidak sepenting MOS (moral of story) yang disampaikannya kepada pembaca. Setting ini disebut backdrop setting.
Dalam integral setting waktu dan tempat berperan penting. Pada tahun 1880-an teknologi masih kuno sehingga karakter sebuah kisah masih menulis surat, bepergian naik kereta kuda, belum mengenal televisi. Dan jelas belum “bergaul” lewat medsos atau menari ala tik-tok. Bila detail seperti ini tidak diperhatikan, hancurlah cerita.
Dalam menulis setting, sangat dianjurkan untuk mengaktifkan kelima indera dalam menyerap tempat di sekeliling. Dengan demikian pembaca langsung terlarut di dalam penggambaran setting . Gunakan lokasi nyata. Menulislah dengan sederhana, tidak belibet.
Contekan Setting
Setting adalah tempat dan waktu cerita itu terjadi. Bisa saja suatu kompleks perumahan, misalnya saja Hogwarts (Harry Potter), atau kota, seperti Oxford (Inspector Morse). Bisa juga tempat yang besar dan tak terbayangkan seperti angkasa luar (Star Wars/Trek), tempat yang kecil dan nyaman seperti dapur, atau tempat imajiner seperti Narnia. Di dalam setting terungkap keterangan tentang musim, cuaca, tanggal dan waktu, atau era ketika kisah itu terjadi.