Seide.id –Sinta Nuriyah, lahir di Jombang 73 tahun lalu, atau Dr. (H.C) Dra. Hj. Sinta Nuriyah Wahid.
Dikenal sebagai pribadi sederhana, ia isteri dari Presiden ke-4 Indonesia, Abdurrahman Wahid, atau Gus Dur yang kini telah tiada.
Sulung dari 18 bersaudara ini punya kisah cinta yang unik dengan pria yang kemudian menikahinya termasuk kegigihannya dalam menjalani hidup.
Perjalanan Cintanya
Di sekolahkan di pesantren, pada usia 13 tahun ia jatuh cinta pada Wahid, gurunya di pesantren.
Bapaknya, seorang penulis kaligrafi profesional, enggan menyetujui pernikahan mereka, Wahid lalu pergi menuntut ilmu di luar negeri.
Selama Wahid menuntut ilmu di Irak, hubungan mereka terjalin lewat surat menyurat dengan satu persyaratan unik dari Sinta.
“Kalau menulis surat pada saya, harus tulis sendiri dan dengan bahasa Jawa. Dengan begitu kan asli..,” ungkapnya.
Pada kali kedua, 3 tahun sebelum Wahid kembali ke Indonesia, Wahid melamar, Sinta menerimanya. Saat itu, dalam upacara pernikahan mereka, kakek Wahid menjadi pengganti mempelai pria.
Setelah Wahid pulang tahun 1971, Sinta lulus S1 di bidang hukum syariah.
Pernikahan ini memberi mereka empat orang putri. Alissa Qotrunnada Wahid, Zannuba Arrifah Chafsoh Wahid , Anita Hayatunnufus Wahid dan Inaya Wulandari Wahid.
Tapi dalam perjalanan pernikahan mereka, Sinta membantu menghidupi keempat anaknya dengan membuat dan menjual permen.
Kecelakaan Naas dan Ketangguhan
Suatu kisah buruk terjadi.
Tahun 1992, Sinta menjadi korban kecelakaan mobil yang melumpuhkan separuh tubuhnya.
Selama satu tahun ia menjalani terapi fisik agar ia bisa menggerakkan lengannya.
Kondisi fisik akibat kecelakaan tersebut tidak membuat Sinta patah semangat.
Sinta kemudian melanjutkan S2 di bidang kajian perempuan di Universitas Indonesia di mana untuk mencapai lantai empat universitas, ia harus menggunakan tandu dengan dibantu staf universitas.
Islam Moderat dan Lintas Agama
Sejak suaminya, yang dikenal dengan panggilan Gus Dur, tidak menjabat presiden, Sinta menjadi aktivis pendukung Islam moderat.
Ia memulai tradisi buka puasa lintas agama pada bulan Ramadan. Tradisi ini kemudian diikuti oleh banyak pihak sebagai suatu kesatuan dalam kebhinekaan yang menjadi bagian dari Pancasila.
Sinta Nuriyah Wahid, tokoh wanita yang disegani ini, memuji keberanian Gubernur DKI Jakata, Basuki Tjahaja Purnama yang juga akrab disapa sebagai, Ahok.
Publik tahu prinsip Ahok, ia adalah pelayan bagi masyarakat. Seorang tokoh yang lurus dan berjuang untuk rakyat kecil serta keadilan dan sejak kecil akrab dengan umat Muslim.
Sebagai tokoh wanita, Sinta adalah gambaran kesederhanaan, kecerdasan dan keuletan tanpa sedikit pun patah semangat.
Dan kini, pada hari ini, keadaannya baik-baik saja seperti disebut putrinya, Alissa Wahid pada akun Twitternya.
“Ibunda saya, Ibu Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, alhamdulillah sehat, sedang mengaji. Mohon doanya agar beliau panjang umur, sehat, dalam kehidupan penuh berkah,” tulis Alissa Wahid.
Ucapan Alissa Wahid sekaligus membantah kabar hoaks atas meninggalnya Sinta Nuriyah yang beredar luas di WhatsApp.
Dengan demikian, harapan untuk tidak ikut meneruskan pesan tersebut agar tidak menjadi bagian dari penebar kebohongan, kiranya dapat dimengerti. (ricke senduk)
Ikuti Selamat Tinggal Chevron. Selamat Bekerja Pertamina. BTP: Saya Akan Tegas