Seide.id – Ada kalanya kita dibuat bingung melihat tingkah laku putri tercinta yang masih berusia balita terkesan ogah didekati oleh ayahnya. Jika didekati ayahnya selagi asyik bermain dengan ibunya, atau bercanda dengan nenek atau pengasuhnya, tangis si Upik malah akan meledak keras.
Padahal si ayah sama sekali tak memarahi atau memukul, ia hanya mendekat. Lalu bagaimana mengatasi “jarak” semacam ini agar tak kian jauh? Jawabnya, mudah saja.
– Pertama, cobalah amati bagaimana perlakukan ayah selama ini terhadap putrinya. Termasuk frekuensi pertemuan atau kebersamaan mereka berdua, sejak anak masih dalam kandungan sampai sekarang. Cukup sering atau tidakkah ayah melibatkan diri dalam pengasuhan anak?
Sejauh mana sosok ayah berinisiatif mengajak anaknya main bersama-sama? (Bedakan inisiatif ini dengan permintaan dari istri yang bisa jadi membuat sang ayah merasa terpaksa dan bukan sepenuh hati, menemani putrinya bermain). Apakah selama ini ayah kurang terlibat dalam pengasuhan anak karena merupakan hasil “didikan” bahwa tugas ayah hanya mencari nafkah. Sedangkan urusan domestik dan pengasuhan anak sepenuhnya menjadi tanggug jawab istri.
– Kedua, cermati pula sejauh mana motivasi sang ayah untuk mendekatkan diri dengan keluarganya, dalam hal ini dengan buah hatinya. Faktor ini pegang andil penting lho. Artinya, kalau motivasi ayah kurang kuat, dengan sendirinya sulit untuk berhasil mengambil hati putrinya.
– Ketiga, apakah ayah suka memaksa anak kalau dirimya merasa ditolak saat berusaha mendekat? Atau justru berbuat iseng mengganggu anaknya hingga si anak makin menjauh?
– Keempat, cermati bagaimana sosok yang disukai atau akrab dengan anak. Nah, dari contoh nyata dan langsung semacam ini, sang ayah bisa belajar banyak bagaimana strateginya mendekatkan diri pada putrinya. Selamat mencoba. Jalin terus kedekatan dengan seluruh anggota keluarga. (Puspa) – nakita