Dari 2.224 penumpang, hanya 1.178 orang yang selamat. 1.046 tenggelam. Korban besar ini karena kapal hanya memasang 20 sekoci, dari seharusnya 64 yang bisa dibawa.
Pemilik kapal menolak memasang semua sekoci dengan alasan masalah estetika. Itu adalah pelayaran perdana, di kota tujuan, New York, akan berkumpul puluhan wartawan yang mengabadikan kedatangan kapal. Pemilik menilai tak terlihat elok bila semua sekoci dipasang.
Nasib berkata lain, di tengah jalan kapal menabrak gunung es!
Sekoci nomor 6 lah yang menyelamatkan nyawa Frederick Fleet. Kelahiran 15 Oktober 1887 ini kemudian menikah dan ditakdirkan hidup hingga usia 78 tahun.
Tiga hari menjelang Natal 1964, istrinya meninggal. Frederick Fleet depresi berat, trauma pada masa kecilnya. Sebatang kara. Ia tak pernah melihat wajah ayahnya. Saat bocahpun ia ditinggal pergi begitu saja oleh ibunya yang kabur ke Amerika. Frederick terlunta-lunta.
Menjalani kembali masa lalu yang menyakitkan, ia tak sanggup. Tanggal 10 Januari 1965 Frederick gantung diri.
Ia dimakamkan secara sederhana, sampai Titanic Historical Society, perkumpulan swadaya masyarakat yang mencintai sejarah kapal Titanic, memugar makamnya dengan masang nisan granit besar.