Selain siaran diulang-ulang puluhan hingga ratusan kali, mutu siaran tv nasional juga layak dipertanyakan, sebab KPI memang tak diharapkan menjadi dewa bermutu dalam hal siaran TV.
Apakah program TV berbayar masih ditonton orang ? Iseng-iseng menjelajahi beberapa siaran TV nasional, memang menjengkelkan. Saya mulai mengerti mengapa dalam sebuah video, ada orang nonton tv, tiba-tiba melempar tv itu dengan vas bunga yang ada di sebelahnya.
Bukan hanya siaran film yang diulang ratusan kali terus-menerus. Bahkan beritapun, sehari bisa dibuat siaran ulang 4-5 kali. Jika di luar rumah hujan, atau panas terik atau sedang musim terkena asap menyesakkan, anda akan memilih di dalam rumah, dan mulai marah-marah karena siaran TV yang menjengkelkan dan menghina kecerdasan kita.
Isi siaran televisi Indonesia lainnya sama-sama menjengkelkan. Menjual kemiskinan, mempertontonkan kebodohan dan cara menyajikan siaran yang jauh dari kesan bermutu, meski materi siaran “ franchise” dari luar negeri.
Satu contoh misalnya Indonesia Got Talent, Indonesian Idol. Di luar sana- terutama di Amerika- tontonan dibuat semenarik mungkin berfokus pada peserta, juri dan dilatarbelakangi emosi penonton setiap episode demi episode. Kamera sangat cerdik menangkap emosi penonton yang membuat suaran menjadi enak ditonton sebagai hiburan. Nonton begini, emosi kita ikut hanyut di dalamnya: gembira, senang bahkan ikut menangis simpatik.
Di Indonesia, siaran seperti ini berubah menjadi menjengelkan. Saat peserta Indonesia Got Talent sedang beraksi, juri sibuk berkomentar, bertepuk tangan, bahkan bersorak-sorai layaknya orang kampung yang baru masuk tv. Padahal peserta perlu konsentrasi untuk menyelesaikan aksinya. Setelah selesai, kamera sibuk fokus pada juri seperti Rosa atau Ivan Gunawan yang justru menjadi lebih sentral daripada peserta. Tak layak bahkan menjadi juri 17 Agustus di kampung sekalipun.
TV nasional juga tidak pernah selektif memilih program. Mereka sering menampilkan sosok-sosok yang tidak etis masuk TV. Seperti Syaiful Jamil, seorang narapidana, terhukum pedofilia, misal, dipertontonkan saat ia keluar penjara disambut dengan pawai beberapa artis naik mobil keliling jalanan. Pasti ada peran penguasan tv di dalamnya yang tak pernah memikirkan kecerdasan penontonnya dan hanya mengerti iklan masuk. KPI ( Komisi Penyiaran Indonesia) dalam kasus-kasus seperti ini juga tak punya peran dan tidak ada gunanya.
Program TV selain itu ? Sama-sama menjengkelkan. Masuk akal kalau selama 20 tahun terakhir ini banyak orang malas nonton tv nasional. Mungkin memang perlu media tv lain untuk menghibur diri, sembari memperoleh gizi mata, dan otak kita.
Siaran tv nasional memang layak diganti atau ditingglkan. Terlebih yang berbayar. Yang masih mending untuk ditonton paling Netflix.
Diam-diam, di sekitar kita- atau mungjkun baru di beberapa negara- telah muncul sebuah alat kecil yang mampu mengakses semua saluran TV seara gratis. Penggagasnya Remy si jenius dari Swiss.
Rémy mendapatkan ide yang (akan) merevolusi industri hiburan – sebuah kotak kecil yang dapat dicolokkan ke TV untuk melupakan siaran tv yang menjengkelkan. Melalui alat ini, penonton dapat membunuh siaran tv nasional yang menjengkelkan, yang tidak memberi gizi asupan otak kita atau menghina kecerdasan manusia bercitarasa.
Alat berujud otak kecil bulat yang dihubungkan ke port HDMI di TV Anda ini gampang dicolokkan ke tv jadul atau modern dan memberi hiburan nyata, sebab cita rasa menonton tergantung pada penonton.
Alat ini seperti sudah menggunakan kekuatan AI yang memungkinkan semua aplikasi dan siaran tv masuk dalam alat kecil ini. Cara kerjanya cukup mudah. Mencolokkan alat ini ke port HDMI dan secara otomatis, anda akan memperoleh siaran dan program televisi dunia.
Jika anda membaca tulisan ini dan menganggap pesan sponsor, anda keliru. Saya tak menyebutkan merk. Saya sekedar memberi info alat yang lebih menyenangkan untuk hiburan anda. Tapi jika anda tetap mau nonton tv nasional sesperti sekarang ini, tak ada yang melarang.
BBC dan CNN Menghentikan Siarannya dari Rusia
Komunitas Dogecoin Menggugat Elon Musk yang Mempromosikan Shiba Inu
Jika Menghina Sama Dengan Mengkritik, Dunia Akan Dikuasai Orang Orang Gila