Simpanan Pemerintah Afganistan dibekukan. 135 T Lebih Tak Bisa Diakses Taliban.

Seide.id – Menyusul berkuasanya Taliban di Afganistan sejak 15 Agustus lalu, pihak bank Sentral Amerika tidak akan mengijinkan rezim baru itu untuk mengakses dana simpanan milik pemerintah Afganistan yang disimpan disana. Penolakan ini termasuk diantaranya pembekuan bantuan finansial yang rutin diterima Afganistan dari negara barat.

Sementara itu Washington juga belum berencana mengakui pemerintahan yang dibentuk Taliban yang saat ini memegang kontrol atas Afganistan.

Organisasi teroris

Harian The Washington Post melaporkan, pemerintah Amerika telah membekukan rekening atas nama Bank Sentral Afganistan yang disimpan di beberapa bank di Amerika. Pembekuan tersebut tentu saja memotong upaya Taliban untuk mengakses semua simpanan yang ditinggalkan oleh pemerintahan sebelumnya.

Keputusan ini dibuat oleh menteri keuangan dalam pemerintahan Joe Biden, Janet Yellen, dan pejabat di Kementrian Keuangan yang mengawasi Aset-Aset Milik Negara Asing.

“Setiap aset milik pemerintah Afganistan yang berada di Amerika tidak akan bisa tersedia bagi Taliban” tulis Washington Post mengutip pernyataan pejabat pemerintah yang menolak disebutkan namanya.

Pembekuan aset ini terjadi sebagai sanksi yang diterapkan pada Taliban menyusul serangan 9 September 2001 lalu. Sampai saat ini Taliban oleh Amerika, Rusia dan beberapa negara barat lainnya masih dimasukkan sebagai organisasi teroris.

Media sosial seperti Facebook selama bertahun-tahun menggolongkan Taliban sebagai organisasi berbahaya. Sedang Twitter melarang kelompok-kelompok yang mempromosikan terorisme dan aksi kekerasan terhadap sipil.

135 T lebih

Kios penukaran uang di Kabul.
Amerika membekukan aset simpanan pemerintah Afganistan. Taliban tidak bisa mengaksesnya.

International Monetary Fund menunjukkan data bahwa simpanan Cadangan Nasional pemerintah Afganistan yang dititipkan di Bank Sentral Amerika mencapai 9,4 milyar dollar, atau sekitar 135 trilyun rupiah, saldo per-April 2021 sebelum Taliban melakukan serangan ofensif. Jumlah di atas belum termasuk simpanan-simpanan yang ditaruh di berbagai bank di Amerika.

Di sisi lain, Washington secara rutin mengirim 3 milyar dollar setiap tahun sebagai bantuan untuk pemerintah Afganistan. Nampaknya, dana bantuan ini juga akan ditangguhkan menyusul berkuasanya Taliban.

Masih gelap

Baik Amerika maupun negara lain sampai sejauh ini belum mengakui Taliban sebagai pemegang pemerintahan baru yang sah di Afganistan. Semua masih gelap. Ini karena tak ada “serah terima kekuasaan secara resmi dari pemerintah sebelumnya kepada Taliban” ungkap juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika. “Yang ada baru klaim sepihak dari yang berkuasa saat ini”sambungnya.

Seperti diketahui Presiden Ashraf Ghani pergi begitu saja meninggalkan negaranya tanpa membuat surat pengunduran diri secara resmi, sementara wakil presiden Amrullah Saleh menyatakan diri sebagai presiden pengganti menyusul absennya Ashraf Ghani.

Pengakuan dunia internasional kepada pemerintahan bentukan Taliban agaknya masih membutuhkan waktu. Menghapus stigma sebagai organisasi teror adalah hal utama yang harus dilakukan Taliban.

Dan nampaknya pembenahan sedang dilakukan, berbeda dengan Taliban  era 90-an, melalui juru bicaranya Zabihullah Mujahid pada konferensi pres hari Selasa 17/8/2021, menyatakan “kami kini mengijinkan wanita untuk bekerja dan belajar. Kami memiliki aturan, tentu saja. Wanita boleh aktif di lingkungan sosial, tentu sesuai aturan agama” Kebebasan pers  dan Hak-hak Wanita kini juga lebih dihargai oleh Taliban, tutur Zabihullah.

Semua tentu baru diungkapkan secara lisan, masih membutuhkan pembuktian nyata dalam kehidupan sehari-hari. Memperbaiki citra Taliban yang dikenal garang tentu tak semudah membalikkan telapak tangan. Sebagian besar masyarakat Afganistan masih trauma akan peristiwa masa lalu (gun)

Avatar photo

About Gunawan Wibisono

Dahulu di majalah Remaja Hai. Salah satu pendiri tab. Monitor, maj. Senang, maj. Angkasa, tab. Bintang Indonesia, tab. Fantasi. Penulis rutin PD2 di Facebook. Tinggal di Bogor.