simvlacrvm – a political thriller novel

Hasief keluar dari mobilnya. Ia mematikan mesin dengan remote control. Lalu memasang kabel catudaya dan menghubungkannya dengan telepon cerdas “PhoneKu” seri terbaru KK-9. Kamera vlognya sengaja ditinggal di dalam ransel di mobil. Hasief mengunci pintu mobil dengan remote key. Kemudian membuka mesin pencari “JaringKu” dan mengetik serta mencari data anggota Tim DACC-Sus mutakhir yang mungkin sudah tewas semua.

Beberapa saat kemudian, Hasief terkejut ketika ia mendongakkan wajahnya dari layar telepon genggam. Ia melihat Iptu Tiara berlari keluar dari pintu lobby Gedung Annex. Hasief langsung mengejarnya.

“Iptu Tiara…! Komandan…!” kata Hasief dengan suara keras.

Iptu Tiara menghentikan langkahnya yang tengah menuju ke arah Gedung Utama, di area tengah kompleks Kepolisian Daerah itu.

“Syukurlah Iptu Tiara selamat dari ledakan…!” kata Hasief langsung, sambil seolah hendak menyalaminya.

“Saya terjebak di lift karena listrik mendadak mati…!” kata Tiara sambil menghindarkan sodoran tangan Hasief dan mundur selangkah untuk mengamati Hasief dengan penuh curiga.

“Mana rekamanmu…?” kata Tiara langsung menembak sekaligus mengalihkan pembicaraan.

“Ada di mobil. Mau lihat…?” kata Hasief menawarkan.

“Tunggu! Kamu jangan ke mana-mana! Saya mau ketemu komandan dulu…!” kata Tiara sambil berlari meninggalkan Hasief yang penuh tanda tanya.

Tiara pun menghilang dari pandangan Hasief. Ia berlari di antara kerumunan petugas dan masuk ke lobby Gedung Utama, tempat Kepala Kepolisian Daerah dan jajarannya berkantor.

Beberapa detik kemudian, terdengar notifikasi di telepon genggam Hasief.

Hasief memeriksa teleponnya. Ia membuka ikon “PesanKu” – sebuah aplikasi media sosial yang sangat populer.

“Paket terbaru sudah dikirim ke rumah”

Paket? Ia tidak sedang menunggu paket apa pun. Hasief mencari alamat pengirim pesan itu. Tidak ada data sama sekali. Pesan dari orang yang belum terdaftar di dalam kontak memorinya. 

Hasief lalu menghubungi salah satu nomer di dalam daftar kontaknya. Sesaat kemudian komunikasi tersambung.

“Aryo, kamu ada di mana?” kata Hasief.

“Saya di rumah, Mas. Kenapa?”

“Katanya ada kiriman paket untuk saya?”

“Oh iya. Baru saja dikirim pakai OjekKu. Ini masih ada di tangan saya.”

“Paket apa?”

“Eggak tahu, Mas. Dalam amplop kecil, kok.”

“Coba buka…!”

“Oh ini, sepertinya data USB driver, Mas”

“Tolong taruh di dekat pintu studio, ya. Trims.”

“Mas. Kata pengirimnya ini urgent. Harus segera dibuka. Karena kalau lewat dari satu jam, datanya tidak akan bisa dibaca lagi…!”

“Jangan lakukan apa-apa! Saya segera pulang…! ” kata Hasief  sambil memutuskan sambungan.

Hasief berpikir sesaat. Ia membuka teleponnya lagi. Ia mengirim teks melalui aplikasi PesanKu:

“Mbak Tiara, maaf saya tidak bisa menunggu. Ada yang urgent di rumah. Nanti kita kontak lagi, ya. Senang Mbak Tiara selamat.”

Tak menunggu lama, Hasief segera berlari menuju mobilnya. Lalu ia keluar dari tempat parkir menuju gerbang depan. Namun, di pintu pemeriksaan ia dicegat petugas.

Hasief membuka jendela, memperlihatkan wajahnya dan memasang senyum. 

“Siap…! Sila Mas Hasief…! Saya subscriber Mas!” kata petugas itu saat mengenali wajah Hasief. Semangatnya seperti bertemu selebriti.

“Terima kasih, Mas. Jangan lupa like vlog terbaru! Selamat bertugas…!” kata Hasief yang langsung tancap gas menuju rumahnya. 

***

Avatar photo

About Noorca M Massardi

Creative Writer, Author, Anggota LSF, tinggal di Tangerang Selatan. Karya Novel: Sekuntum Duri - Mereka Berdua - September - Straw - 180 - Setelah 17 Tahun. Kumpulan Puisi: Hai Aku Sent To You - Hai Aku - Ketika 66 - Pantai Pesisir