CREATED BY CASSANDRA & NOORCA M. MASSARDI
3.
Aline / Scriptor
Perempuan muda berambut sebahu itu tengah menonton dan menganalisis saluran audio visual media sosial “TubeKu” di komputer lipatnya. Di layar “LaptopKu” yang terpadu dengan layar monitor besar di hadapannya, Hasief terlihat tengah melaporkan ledakan bom di lantai lima Gedung Annex Kepolisian Daerah.
Perempuan itu menyingsingkan lengan hoodienya yang sudah pudar warnanya karena terlalu sering bolak balik dicuci. Ia kemudian menuliskan catatannya di aplikasi “NotesKu” di layar laptopnya:
Analisis Aline Hari Ini:
“MediaDarling” yang hanya meliput news, atau hardnews bahkan kemudian on-time-news, kini telah menjadi sebuah institusi yang sangat dipercaya. Salah satu sebabnya adalah, saluran itu tidak pernah menayangkan berita gossip dan hoax. Kepercayaan yang tinggi terhadap akurasinya, tidak hanya datang dari pemirsa dan narasumber, tapi juga dari masyarakat dan kemudian industri periklanan dan media massa. Apa pun yang ditayangkan “MediaDarling” sudah dianggap layak untuk dikutip atau disalin, di-viralkan, atau disebarluaskan. Tak ada yang mampu menyaingi atau membantahnya. Termasuk dari pihak pemerintah dan aparat keamanan serta badan intelijen.
“Dengan jumlah penonton lebih dari tiga juta pada setiap tayangannya, baik live maupun rekaman, dan begitu banyaknya jumlah iklan yang masuk, maka monetisasi saluran “MediaDarling” itu pasti sudah memberikan penghasilan puluhan juta rupiah setiap hari. Dengan kemampuan keuangan begitu dahsyat, untuk seorang remaja lajang sekitar 18 tahun, tentu Hasief sudah bisa berbuat apa saja. Termasuk membayar atau memberikan “tips” bagi para pejabat sipil, militer, dan kepolisian, dari tingkat terbawah hingga ke puncak tertinggi.”
Dasar dunia sudah gila! Gampang banget dia cari duit! Sementara aku harus setengah mati kerja. Itu pun cuma dapat beberapa juta rupiah sebulan. Kalau enggak, bagaimana aku bisa hidup dan bayar utang! batin Aline sambil mendengus.
Perempuan bernama Aline itu kemudian menelusuri pelbagai laporan yang pernah dibuat “MediaDarling.” Terutama yang ditonton lebih dari lima juta orang, sesuai urutan dalam playlist saluran itu. Ada delapan liputan langsung Hasief yang terkumpul dalam playlist “Hasief Top 8” sepanjang masa.
Antara lain: Bom di Lantai Bursa, Bom di Jalan Protokol, Bom di Rumah Ibadah, Bom di Kedutaan, Bom di Pantai Wisata, Bom di Lapangan Parkir, Bom di Rumah Susun, Bom di Pusat Lelang. Seluruhnya tentang bom dan ledakan. Untuk semua liputan itu, Hasief selalu ada di lokasi, hanya beberapa menit sebelum atau sesudah kejadian. Seolah, semua peristiwa itu khusus dibuat atau sengaja disajikan di hadapan Hasief, agar bisa ditayangkan secara ekslusif oleh Hasief seorang. Tak ada yang mampu menandinginya. Kebetulan yang aneh.
Tiba-tiba, masuk notifikasi di layar laptop Aline. Sebuah pesan audio. Entah dari siapa. Aline membuka file di dalam pesan itu. Ia memasang earphone di kedua telinganya. Terdengar potongan percakapan dua orang selama dua menit. Percakapan antara Iptu Tiara dan Hasief, yang diakhiri dengan janji untuk pertemuan mereka berdua.
Aline melepaskan earphonenya. Ia mencoba melacak pengirim pesan itu. Tidak ada. Ia membuka metadata dari file audio yang barusan dibukanya. Terbaca sebuah inisial: “JS”.
Aline mencoba mengingat-ingat. Lalu ia membuka daftar kontak di telepon genggamnya serta di list email miliknya.
Sebuah notifikasi muncul lagi di layar laptopnya. Ada pesan melalui “PesanKu”. Dari Ditya.
“Boss nanya. Sudah sampai mana profiling Hasief hari ini?”
“Masih menyelidik, bro. Ini ada info lain yang menarik,” tulis Aline.
“Jangan lupa hoaxing Faisal…!”
“Siap…!”