Meski kejadian perkosaan, penodaan maupun pelecehan seks terhadap anak didik di wilayah sakral keagamaan terjadi dua hingga lima tahun lampau, kasusnya terkuak pada 2021 ini.
Awal Desember, terkuak 15 santriwati yang masih di bawah umur, mengenakan baju rapat-rapat dan jilbab, tetap saja dinodai. Tak ada tubuh bocah perempuan seincipun terlihat, kecuali sebagian wajah. Toh ini cukup memicu sang ustaz menodai muridnya.
Itulah kelakuan Ustaz Herry Wirawan (HW), yang terbukti memerkosa anak-anak kecil di sekolah agama yang didirikannya di Cibiru, Bandung, Jawa Barat.
Tak cukup sampai di situ, anak-anak yang sudah dipaksa melayani napsu seksnya dipaksa melahirkan bayi.
Ada sembilan bayi yang dilahirkan dari para muridnya. Bayi dan anak-anak hasil kebejatan HW itu dimanfaatkan untuk meminta belas kasihan para orangtua agar diberi uang dan santunan, untuk kepentingan HW sendiri.
Bukan anak-anak gadis saja yang telah dihilangkan masa depannya. Uang dari yayasan agama yang didirikan HW, juga ditelep, termasuk dana Program Indonesia Pintar( PIP).
Begitulah cara HW, iblis berwajah ulama, mematikan masa depan anak-anak yang dengan kesungguhan belajar agama demi kebaikan, namun dijadikan mainan kehidupan HW, Sang Predator.
Kelakuan bejat iblis bernama HW itu, yang kali ini terbuka di hadapan umum, sebenarnya sudah bertahun-tahun dilakukannya.
Seorang sumber menyebut, sejak 2016, atau lima tahun lalu, banyak pihak sudah mengetahuinya. Termasuk tetangga hingga pejabat. Namun, mereka sengaja bungkam agar nama Islam atau institusi yang menaungi ustaez bejat tersebut tak tercemar karena seorang guru agama Islam menodai muridnya.