Oleh HARRY TJAHJONO
Sudah pernah baca buku Menulis itu Gampang karya Arswendo Atmowiloto? Itu buku yang perlu dibaca calon penulis, atau yang ingin belajar menulis. Saya sendiri terkadang masih membacanya lagi. Karena renyah dibaca, mudah dimengerti, dalam format tanya jawab yang tempo-tempo jenaka, dan imajinatif.
Tulisan saya tentang nulis skenario ini formatnya juga tanya jawab, juga terinspirasi buku itu. Bukan berarti menjiplak, melainkan format tanya jawab begitu itu menurut saya bisa lebih gampang dimengerti, lebih menghibur, dan terutama imajinatif.
Tidak perlu takut atau ragu atau merasa tidak punya bakat untuk belajar nulis skenario. Saya sendiri tidak pernah belajar nulis skenario secara formal di sekolahan. Saya penulis novel yang beruntung karena novel saya di majalah Gadis, 1978, Selamat Tinggal Duka (judul STD hadiah dari Mbak Belinda Gunawan, redaktur Gadis) difilmkan Soekarno M Noor dan dibintangi Rano Karno dan Yessy Gusman, saya jadi kenal dengan Syumanjaya, penulis skenario STD.
Sejak itu saya banyak kenal orang film, utamanya sutradara dan penulis skenario, misalnya Syumanjaya, Imam Tantowi, Arifin C Noor, Arswendo Atmowiloto, Ismail Soebardjo, Frans Toto dan lainnya. Selain baca buku dan contoh-contoh skenario, saya juga banyak tanya soal skenario pada mereka. Lalu saya dipercaya nulis skenario film layar lebar dari novel remaja saya, Mawar Cinta Berduri Duka.
Kemudian, tahun 1995 saya dipercaya Rano Karno nulis skenario sinetron seri Si Doel Anak Sekolahan II-III-IV yang tayang di RCTI. Sinetron itu popular banget, sehingga saya dianggap penulis skenario yang baik. Selanjutnya pesanan skenario berdatangan. Alhasil, menulis skenario itu tidak gampang tapi bukan hal mustahil untuk dilakukan.
Bisa kasih contohnya nggak?
Bisa. Wong tinggal ngutip dari skenario sinetron Si Doel Anak Sekolahan berikut ini aja ya, misalnya.
Si Doel Anak Sekolahan II
Cerita Rano Karno
Skenario Harry Tjahjono
Produksi PT KARNOS FILM
Episode 25
INTEROGASI
FADE OUT:
FADE IN :
01. INT. KAMAR SEL KANTOR POLISI – pagi:
Dalam High-Angle, tampak Mandra duduk memeluk lutut di pojok sel. Matanya sesekali melirik ngeri pada dua tahanan, Maung dan Gobang, yang badannnya penuh tatto. Sesekali lirikan Mandra bentrok dengan sorot mata tajam tahanan itu.
Perlahan, kamera Zoom-In sampai MCU pada Mandra yang duduk memeluk lutut di balik terali besi dan kemudian muncul judul episode 25:
INTEROGASI
CU cut to cut lirikan Mandra kembali bentrok dengan mata garang Maung yang tiduran sambil melotot dan menghardik.
MAUNG: Ape lu liat-liat?!
Digertak begitu, Mandra langsung mengkeret, matanya terpejam rapat.
MANDRA: Kagak sih, Bang…, aye merem sih….
MAUNG: Sini luh!!
Mandra terdiam mlegek. Badannya gemeteran.
Maung kembali membentak keras.
MAUNG: Sinih!!!
CU Maung yang tampak makin garang.
CU Mandra yang gemeteran.
MANDRA: (menjawab keder) Iye, Bang…, iye….
Sambil tetap memejamkan mata, Mandra beringsut menuju Maung. Lantaran merem, Mandra malah kebablasan dan nyaris nubruk Maung.
MAUNG: Stop! Stop! Emangnya lu kelilipan?!
Mandra ngejoplak. CU Mandra yang pelan-pelan membuka matanya, tapi nggak berani menatap Maung melainkan malah mendongak memandang langit-langit kamar sel.
Dan seterusnya….
Udah?
Udah. Kan cuma contoh?
Contoh kok cuman segitu?
Iya. Justru karena contohnya cuman segitu kamu akan bisa lebih mudah mengenali mana yang termasuk kategori the reherseal script (TRS) dan mana yang disebut the camera script (TCS).
Judul sinetron, produser, nama penulis cerita dan skenario, misalnya, sebagai titling tentu saja termasuk dalam TRS. Begitu juga kalimat “Mandra duduk memeluk lutut di pojok sel” atau “Mandra ngejoplak” dan kata-kata bernada menerangkan apa yang mesti dilakukan pemain, kemudian dialog, lokasi kamar sel dan keterangan waktu pagi juga termasuk dalam TRS.
Sedangkan petunjuk teknis yang berada di wilayah TCS, antara lain adalah CU (close-up), High-Angle dan Zoom-in sampai MCU (medium close-up).
Gimana? Paham, kan?
Yaah…, paham nggak pahamlah. Kalau cuman mengenali mana yang termasuk TRS dan TCS sih, cukup pahamlah. Tapi, yang namanya CU, High-Angle, Zoom-in, MCU…, jangankan paham, ngarti aja enggak!
Bukannya nggak ngarti, melainkan cuman belum tau. Ntar kalau soal istilah teknis itu sudah kita bicarakan, dijamin paham, deh.
So pasti. Thanks….
Ma-sama…. Jangan lupa baca artikel Skenario berikutnya ya.*