Sketsa September Ceria

Jauh sebelum dunia komputerisasi mengenal teknik photoshop, atau dalam dunia fotografi lahir “kamera jahanam” yang bisa mengubah tampilan seseorang jadi lebih kinclong dibanding aslinya, dalam dunia seni lukis sudah dimulai lebih dulu beberapa puluh tahun lalu oleh pelukis Basuki Abdullah.

TIAP kali menghadiri pameran lukisan karya Basuki, saya cuma bisa bergumam. “Gila. Kok bisa ya dia melukis orang lebih cantik atau ganteng dari aslinya.”

Lalu saya yang sedang tergila-gila belajar melukis potret mencoba meniru-niru. Tapi hasilnya jauh dari memuaskan. Boro-boro mirip. Yang ada malah kayak orang gagal operasi plastik.

Setelah mencoba berbagai teknik, akhirnya saya menyadari bahwa sebetulnya setiap orang punya sisi menarik dari dirinya. Sisi yang bisa mengalihkan perhatian seseorang akan kekurangannya. Tidak perlu direkayasa untuk terlihat lebih bagus dari kenyataannya.

Ketika diminta bantuan untuk membuat skets dosen-dosen hebat yang dulu adalah senior saya di kampus, dan kemarin memasuki masa purnabakti, saya cari angle paling enak yang pernah menempel dalam memori.. Itu aja.

Tapi yang jauh lebih berkesan buat saya bukan bisa membuatkan sketsa untuk mereka, tapi lebih ke ajang kangen bisa berkumpul lagi dengan sahabat-sahabat kampus yang mendedikasikan dirinya untuk dunia pendidikan Indonesia.

Buat saya mereka luar biasa.

Trus apa yang diobrolin waktu ketemu?

Yah ternyata tidak melulu soal dunia bahasa dan sastra, tapi juga melipir haha hihi seru ke seputar isu hangat soal intrik, rekayasa, skenario bodong atau konspirasi Ferdy dan Putri.

Kasus kacrut, miris, plus lucu yang makin hari makin melebar tidak karuan kemana mana. Bahkan kok bisa ada peluru nyasar nembak ke Taspen sampai Hambalang.

Dan yang terlucu tentu saja soal kabel ties pengikat tangan Ferdy yang kelewat formal dan longgar atau pamer tas branded Putri di saat rekonstruksi. Teteup.

Sementara buat saya, apa yang terjadi di dunia kepolisian saat ini ya tidak lebih dari sketsa tragedi komedi, di mana ada sebuah kekuatan tak terlihat perlahan-lahan bisa membalikan keadaan, sehingga banyak orang malah lebih bersimpati kepada keluarga si tersangka daripada keluarga si teraniaya. Macam ulah legenda hidup kakeknya anak-anak TK seendonesah itu.

Coba tuh. Apa kalian mesti tertawa atau menangis? Asu dahlah.

Selamat menikmati senyum September ceria. Terutama buat warga Jakarta.

Ramadhan Syukur

Profesi

Avatar photo

About Ramadhan Syukur

Mantan Pemimpin Redaksi Majalah HotGame, dan K-Pop Tac, Penulis Skenario, Pelukis dan menekuni tanaman