Seide.id – Skoliosis adalah satu keadaan dimana tulang belakang tidak tegak lurus. Melainkan miring ke salah satu sisi, apakah ke kiri atau ke kanan. Biasanya juga disertai rotasi (perputaran) tulang. Penyebab skoliosis belum diketahui pasti. Kebanyakan (sekitar 80%) kasus skoliosis tidak diketahui apa penyebab pastinya.
Yang semacam ini disebut skoliosis idiopatik. Beberapa kondisi/penyakit yang sering disertai skoliosis di antaranya serebral palsi, distrofi muscular, poliomyelitis, dan sindrom Marfan.
Pada sebagian kecil (sekitar 5-7%) skoliosis disebabkan oleh kelainan bawaan pada tulang. Skoliosis tipe infantile ditemukan pada usia anak usia 2-4 tahun, atau bahkan di usia lebih muda.
Ada juga Pada skoliosis lainnya yang biasanya ditemukan pada anak usia 8-10 tahun. Mirisnya, skoliosis jenis ini bersifat progresf mengikuti pertumbuhan fisik si anak.
Derajat Lingkungan
Pengobatan skoliosis sangat tergantung pada derajat skoliosis itu sendiri yang dapat ditentukan melalui rontgen. Pada skoliosis derajat ringan (lengkungan kurang dari 20 derajat) biasanya tidak memerlukan pengobatan, kecuali yang bersifat progresif.
Pemakaian brace merupakan indikasi jika kelengkungannya sekitar 20-40 derajat. Sedangkan kelengkungan lebih dari 40 derajat, pemasangan brace tidak banyak manfaat.
Sementara bila derajat kelengkungan lebih dari 60 derajat, maka indikasi dibutuhkannya operasi. Jika tidak, kerja paru-paru akan terhambat, hingga fungsi pernapasan pun dapat terganggu.
Penanganan skoliosis jelas tidaklah mudah. Selain memerlukan waktu yang cukup lama, tidak ada cara lain yang lebih efektif untuk memperbaiki scoliosis. Jika kelengkungan kurang dari 30 derajat, maka kemungkinan untuk sembuh relatif cukup besar. Yakni dengan pemakaian brace untuk jangka panjang.
Pada sekitar 30% penderita skoliosis idiopatik dijumpai kasus serupa pada anggota keluarga/kerabat dekatnya. Sehingga faktor keturunan diduga ikut berperan atas timbulnya penyakit kelainan tulang ini, meskipun tidak selalu demikian. (Puspayanti – nakita)