Tanggal 13 April 2020 Presiden Jokowi memutuskan untuk mengurangi anggaran di sejumlah kementerian dan lembaga demi penanganan pandemi Covid-19, termasuk untuk KPK, Kepolisian, Kejaksaan Agung, hingga Mahkamah Agung. Keputusan itu tertuang dalam Peraturan Presiden RI Nomor 54 tahun 2020 mengenai Perubahan Postur dan Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara TA 2020 Pasal 1 Ayat 1. Berdasarkan Perpres Nomor 54/2020 tersebut, Pasal 1 Ayat 3 dan Ayat 4 mengatur bahwa anggaran pendapatan negara diperkirakan sebesar Rp 1,760 triliun, sedangkan anggaran belanja negara diperkirakan sebesar Rp 2,613 triliun.
Saya tidak ingin terjebak pada soal fungsi dan tugas MPR. Sebab, sungguh aneh jika para pemimpin bangsa melahirkan MPR tanpa tugas yang jelas. Soal adanya kesenjangan antara tugas dan pelaksanaan, itu hal lain.
Masalahnya, ini soal prioritas. Ketika bangsa ini bersama hampir semua bangsa di seluruh dunia didera pandemi dengan segala dampaknya, tentu mengatasi dampkanya lebih utama, seperti membeli beragam obat dan vaksin, membiayai klaim vaksin yang melonjak, berbagai bantuan untuk rakyat miskin maupun bantuan upah. Pemerintah juga harus menggelontorkan dana yang besar untuk membantu pengusaha UMKM maupun memberi insentif bagi pengusaha lainnya.
Semua bantuan tersebut menyangkut kebutuhan utama manusia, yaitu kesehatan dan makan. Dua-duanya berkaitan erat dengan nyawa manusia.
Sebagai pemimpin lembaga tinggi negara, seharusnya pimpinan MPR paham bahwa negara ini sedang menghadapi masalah serius sebagai dampak covid-19. Mereka tentu tahu, pengurangan anggaran tidak hanya diberlakukan untuk MPR tapi hampir semua lembaga/kementerian seperti dinyatakan Presiden.
Sebagai orang-orang yang menduduki posisi terhormat, seharusnya mereka bisa memaksimalkan anggaran yang ada secara kreatif. Bukan mengemis minta tambahan dana.
Sri Mulyani memang bukan sembarang menteri. Dia meraih beragam penghargaan dari lembaga internasional. Yang terbaru, mantan Pelaksana Direktur Bank Dunia ini memperoleh penghargaan Distinguished Leadership and Service Award pada pertemuan tahunan anggota The Institute of International Finance (IIF) di Washington, D.C pada 11 Oktober 2021. Penghargaan tersebut diberikan atas kontribusi luar biasa konsisten pada kesehatan ekonomi global dan sistem keuangan dengan kepemimpinan yang dilakukan.
Meskipun prestasinya begitu gemilang, ada saja politisi yang sinis atas kinerjanya. Anggota DPR RI dari Partai Gerindnra, Fadli Zon misalnya, pernah menyebut SMI sebagai tukang utang keliling saja. Fadli juga menyebut SMI sebagai menteri terbaik di mata asing.
Di internal kabinet sendiri, tak sedikit sesama kolega yang menyebutnya dengan nada miring. Hal itu terutama berkaitan dengan kebijakan Menteri Keuangan yang dianggap tidak berpihak kepada bisnis beberapap menteri yang juga pengusaha kakap.
Yang jelas, kinerjanya dinilai cemerlang, baik di mata SBY maupun Jokwi. SBY menyebut SMI sebagai menteri yang berpikiran sangat jernih dan mampu memberikan solusi yang tepat. Karena itu, SBY menyebut sangat tepat saat Jokowi memilih SMI untuk duduk di kabinet karena SMI mampu memberikan harapan bagi masyarakat.
Saat melepas SMI untuk bertugas di Bank Dunia, SBY mengungkapkan, “Banyak yang Ibu telah laksanakan baik dalam keadaan normal dan krisis. Selamatnya ekonomi Indonesia dari krisis juga disumbang oleh kerja keras Saudara sebagai Menkeu.”
Saat SMI meraih penghargaan sebagai Menteri Terbaik Dunia dalam ajang World Government Summit di Dubai tahun 2018, Presiden Jokowi pun menyampaikan pujiannya. “Saya rasa seluruh masyarakat bangga dan itu menunjukkan manajemen ekonomi makro dan fiskal kita pada posisi yang track-nya bener, yang hati-hati dan sangat efektif,” puji Jokowi.
Jokowi menegaskan penghargaan itu merupakan pengakuan dunia di mana penerimanya hanya satu orang menteri. “Saya rasa semua bangga dengan itu,” katanya.
Itu pula yang dirasakan Netizen. Selain menyampaikan dukungan bagi SMI. Mereka juga menyatakan paham dengan penjelasan SMI. Mereka malah heran wakil rakyat yang tidak memikirkan rakyat yang sedang susah. “Saya mendukungmu bu @smindrawati, majelis wakil rakyat kok ga mikirne hatine. rakyat Ig susah ngene ki. Semoga di bukakan pintu hatine wakil2 ku,” begitu komentar salah seorang follower SMI. (end)