Seide.id– Hari itu, Senin 17 Juni 1940, Joan Clarke sudah berangkat sepagi mungkin. Dari London ia naik bus ke arah utara, sekitar 60 km, dan -nanti-ia akan turun dekat staiun kereta api Bletchley.
Tujuannya ke sebuah rumah megah yang kini disamarkan sebagai ‘pabrik radio’ oleh pemerintah. Tempat yang disebut orang sebagai Bletcley Park, letaknya di belakang tak jauh dari stasiun kereta.
Joan harus bergegas agar tidak terlambat. Ia menyeberang di ujung stasiun, berbelok, dan masuk ke jalan kecil. Ia berpapasan dengan beberapa wanita paruh baya, tersenyum dan menyapa sejenak seperti layaknya wanita Inggris. Basa-basi sejenak.
Perancis keok
Tanpa setahu Joan, tiga hari sebelumnya, di Perancis di seberang Eropa daratan sana, terjadi bencana memalukan: tentara Prancis yang terkenal gagah perkasa, veteran dan pemenang perang dunia pertama, dengan persenjataan yang sebenarnya lebih unggul, dengan jumlah tank lebih 30.000 buah, terkuat di dunia saat itu, bisa bertekuk lutut di bawah Nazi Jerman!
Perancis menyerah dengan rasa marah sekaligus rasa malu yang menyakitkan! Pasukannya kocar-kocar kacir, sebagian malah kabur ke Inggris melalui pelabuhan Dunkirk!
Betul pasukan dari Bavaria lah pememangnya dan per tanggal 14 Juni 1940, Hitler lah ‘pemilik’ ‘resmi’ negeri anggur itu, lengkap dengan Kota Cahaya -Paris- yang eksotis!
Keadaan luar biasa gawat. Di Inggris sendiri PM Winston Churchill yang baru sebulan menjabat (sejak 15 Mei 1940) dihantui rasa was-was. Akankah tentara Jerman menyerbu Inggris setelah mereka sukses melumat Prancis?
Sudah pasti, berikut adalah giliran Inggris.
Puri Bletchley
Alfred Jodl, jendral manajer perang bagi Hitler sudah jumawa, “kejatuhan Inggris tinggal masalah waktu saja!”, Jodl memperkirakan seminggu setelah Prancis jatuh, tentara serbu di bawah Jendral ahli tank Heinz Wilhelm Guderian sudah siap sepenuhnya!
Celaka.
bersambung: