Stablecoin Yang Tidak Stable

Stablecoin Yang Tidak Stable

Stablecoin merupakan koin yang dipatok dengan aset dolar, euro atau emas agar dinilainya stabil. Namun salah satu penyakitnya stablecoin tidak stabil adalah persoalan likuiditas.

Seperti namanya, stablecoin dirancang untuk mempertahankan nilainya gar selalu stabil. Coin-coin yang disebut stabil ini dipatok dengan aset tradisional seperti dolar, Euoro dan komoditas seperti emas. Dengan memadukan nilai koin dengan aset nyata, para operator kripto berharap investor dan pengguna kripto akan berinvestasi di koin yang stabil di dunia kripto yang sangat bergejolak.

Daalm sejarahnya, stablecoin menjadi tidak stabil disebabkan ulah pemilik koin itu sendiri, antara lain kekurangan likuiditasnya, Berikut ini beberapa kelemahan mengapa stablecoin menjadi koin yang tidak stabil atau tidak sesuai dengan namanya:

Ketergantungan Pasar

Konstistensi stablecoin bergantung pada aset dasar yang dipatok atau dipeg. Saat kondisi pasar koin-koin tersebut berfluktuasi secara signifikan, dapat berdampak pada stabilitas stablecoin. Misalnya, jika stablecoin dipatok ke dolar AS dan dolar mengalami inflasi atau depresiasi, stablecoin akan kehilangan stabilitas atau nilainya.

Risiko Sentralisasi

Banyak stablecoin posisinya tersentral atau ada di satu pusat.  Maknanya, koin tersebut diterbitkan dan diatur oleh sebuah entitas. Sentralisasi ini dapat menyebabkan kurangnya transparansi dan akuntabilitas sehingga membuat pengguna rentan terhadap salah urus atau penipuan yang dilakukan oleh penerbit. Jika penerbit menghadapi masalah hukum atau keuangan, stabilitas stablecoin dapat terganggu dan runtuh

Persoalan Peraturan

Regulasi terhadap stablecoin terus berkembang. Tergantung pada kemauan negara bersangkutan. Stablecoin mungkin menghadapi persyaratan peraturan yang berbeda, dan perubahan peraturan dapat memengaruhi operasinya. Ketidakpastian ini dapat mempengaruhi kepercayaan pengguna dan investor.

Masalah Likuiditas

Stablecoin memerlukan likuiditas yang cukup untuk menjaga stabilitasnya. Jika permintaan stablecoin tiba-tiba melonjak atau turun, hal ini dapat menyebabkan masalah likuiditas. Dalam kondisi ekstrem, hal ini dapat mengakibatkan nilai stablecoin menyimpang dari patokannya.

Masalah Transparansi

Mekanisme yang digunakan penerbit stablecoin untuk menjaga stabilitas tidak selalu transparan. Kurangnya transparansi dapat menimbulkan skeptisisme dan keraguan terhadap stabilitas koin.

Penting untuk dicatat bahwa tidak semua stablecoin menghadapi masalah yang sama. Beberapa stablecoin dirancang dengan mekanisme dan transparansi yang lebih kuat dibandingkan yang lain. Pengguna dan investor harus hati-hati meneliti dan menilai mekanisme stabilitas, jaminan, dan reputasi penerbit saat menggunakan atau berinvestasi di stablecoin.

Beberapa stablecoin kuagt saat ini adalah Tether (USDT), USD Coin ( USDC). Binance USD (BUSD), Dai (DAI), True USD( TUSD), Pax Dollar (USDP), USDD ( USDD) dan Pax Gold (PAXG) . Dari 7 stablecoin ini, paling stable adalah USDT dan PAXG.

Jenis Stablecoin Termasuk IDRT

CryptoNews: Stablecoin Dari Ripple

Tether Melangkah Sebagai Stablecoin Terpercaya

Amerika Ikut Selidiki Runtuhnya Stablecoin UST Luna

Avatar photo

About Mas Soegeng

Wartawan, Penulis, Petani, Kurator Bisnis. Karya : Cinta Putih, Si Doel Anak Sekolahan, Kereta Api Melayani Pelanggan, Piala Mitra. Seorang Crypto Enthusiast yang banyak menulis, mengamati cryptocurrency, NFT dan Metaverse, selain seorang Trader.