BAGI pecinta kisah sufi tentulah juga pernah menyimak kisah Abu Yazid Al-Busthomi, ulama Sufi abad ke tiga Hijriyah berkebangsaan Persia yang lahir tahun 188 H (804 Masehi).
Suatu hari saat berjalan sendiri di malam hari, seekor anjing berjalan ke arahnya. Ketika anjing itu menghampiri beliau, Abu Yazid Al-Busthomi mengangkat jubahnya khawatir tersentuh anjing yang katanya najis itu.
Spontan anjing itu pun berhenti dan terus memandangnya. Entah bagaimana Abu Yazid seperti mendengar anjing itu berkata padanya. “Tubuhku kering dan tidak akan menyebabkan najis padamu. Kalau pun engkau merasa terkena najis, engkau cukup membasuh 7 kali dengan air dan tanah, maka najis di tubuhmu itu akan hilang”.
“Tapi jika engkau mengangkat jubahmu kerana menganggap dirimu lebih mulia, lalu menganggapku anjing yang hina, maka najis yang menempel di hatimu itu tidak akan bersih walaupun engkau membasuhnya dengan tujuh samudera lautan”.
Mendengar itu, Abu Yazid tersentak dan meminta maaf kepada anjing tersebut. Dia juga lantas mengajak anjing itu untuk bersahabat dan jalan bersama. Namun anjing itu menolaknya.
“Engkau tidak patut berjalan denganku. Karena mereka yang memuliakanmu akan mencemooh dan melempari aku dengan batu. Aku tidak tahu mengapa mereka menganggapku hina, padahal aku berserah diri pada sang Pencipta wujud ini. Lihatlah aku tidak menyimpan dan membawa sebuah tulang pun, sedangkan engkau masih menyimpan sekarung gandum,” kata anjing itu pergi meninggalkan Abu Yazid. ***