Seide.id – Seorang mantan guru sekolah swasta akan menjalani hukuman hingga tiga tahun penjara setelah mengaku bersalah pada Jumat (18/2/2022). Ia mengaku telah membantu suaminya dalam apa yang keduanya, diyakini, berencana menjual rahasia AS yang dijaga ketat kepada kekuatan asing.
Pengakuan Diana Toebbe (46), sang istri, muncul setelah suaminya mengaku bersalah pada Hari Valentine, Senin lalu (14/2/2022). Ia terlibat membantu kejahatan suaminya.
Keduanya ditahan di sebuah penjara di West Virginia, AS. Mereka ditangkap pada Oktober 2021.
Departemen Kehakiman AS mengatakan bahwa Diana Toebbe, yang memiliki gelar Ph.D. dalam bidang antropologi, mengaku bersalah atas sebuah tuduhan konspirasi untuk mengomunikasikan data terbatas terkait dengan desain nuklir. Ancaman hukuman maksimalnya dipenjara seumur hidup.
Berdasarkan ketentuan kesepakatannya, dia akan menjalani hukuman tidak lebih dari 36 bulan, kata Departemen Kehakiman. Seorang hakim federal akan memutuskan hukuman yang tepat setelah penyelidikan dan sidang pra-hukuman.
Suaminya, Jonathan Toebbe (43) adalah mantan insinyur nuklir Angkatan Laut AS yang dituduh mencoba memberikan informasi tentang desain kapal selam bertenaga nuklir kepada agen FBI yang menyamar sebagai perwakilan dari pemerintah asing.
Jaksa mengatakan bahwa Toebbe menyembunyikan kartu memori yang berisi informasi sensitif di dalam sandwich selai kacang, pembungkus plester, dan paket permen karet.
Pada sidang Senin lalu, di ruang sidang West Virginia, Toebbe mengaku bersalah atas satu tuduhan konspirasi untuk mengomunikasikan data terbatas. Perjanjian pembelaan menyerukan kemungkinan hukuman 12 sampai 17 tahun penjara.
Jaksa mengatakan dalam pengajuan pengadilan bahwa skema dimulai pada April 2020 ketika Jonathan Toebbe, yang bekerja pada program propulsi nuklir Angkatan Laut AS, mengirimkan paket informasi terbatas kepada perwakilan negara asing, menawarkan untuk mengungkapkan lebih banyak rahasia dengan imbalan senilai.hingga 5 juta dollar AS dalam mata uang kripto.
Setelah Pemerintah AS mengetahui tentang tawaran itu, FBI menghubungi dia, berpura-pura dari negara yang dia hubungi. Negara itu tidak disebutkan dalam pengajuan pengadilan.
Jaksa mengatakan bahwa dia pada awalnya ingin berurusan secara ketat melalui email, tetapi kemudian setuju untuk menyimpan data di SD card, yang akan dia tinggalkan di lokasi dead drop yang ditentukan.