Oleh HARRY TJAHJONO
Hidup bersuami-istri itu indah, penuh kejutan, dan mudah-mudahan bahagia. Misalnya seperti semalem, Dona, istri Doni, tiba-tiba teriak kaget, “Aduh, Pak! Pegangan pintunya patah!”
Meskipun sudah terbiasa ikut kaget, Doni buru-buru nyamperin. Dan benar. Handle kunci pintu yang terbuat dari besi cor itu memang patah, dan patahannya masih digenggam Dona.
“Kok bisa patah ya?” tanya Doni heran
“Ya nggak tau! Wong cuma sàya pegang doang kok langsung patah. Pasti karena sudah tua. Kan sudah 10 tahun lebih belum diganti. Pasti sudah rapuh. Saya kan sudah sering bilang, mbok sesekali kamu lihatin tuh apa-apa yang perlu diganti, yang perlu diperbaiki. Jangan masa bodo, cuek, menganggap semuanya sudah beres. Kalau patah begini kan repot. Untung tangan saya nggak kenapa-napa…,” gerutu Dona. Dan seterusnya. Dan lain sebagainya. Panjang, merembet dan merepet ke banyak hal.
Supaya tenang, Doni langsung janji besok beli kunci pintu baru. Karena malam begini toko material pasti sudah tutup. Tapi namanya istri ya tetap saja menyinggung soal kawat nyamuk dan keran air yang juga usang lantas kembali pada handle pintu yang patah akibat Doni lalai ngecek, kurang teliti dan seterusnya.
Doni memilih diam saja. Maklum, Doni itu orangnya malas berdebat. Terutama berdebat dengan istri. Lagi pula suami mana hayooo…, yang berani mendebat istri yang jemari lentiknya bisa bikin patah besi cor? *
*Catatan: Suaminologis adalah “ranting disiplin ilmu bermetodologi humor” (hehehe) tentang kehidupan berumahtangga, yang menelaah sebab akibat kenapa suami-no-logis alias suami “bocor alus”. Selebihnya you now lah.