Sudah Berusia 106 Tahun, Bangunan SMA Negeri 7 Purworejo Tetap Kokoh

Seide.id, SMA Negeri 7 Purworejo memiliki luas 4,6 hektare, dulunya merupakan sekolah pendidikan guru pada zaman Belanda atau yang sering disebut HKS (Hollands Kweek School). Bangunan sekolah ini termasuk bangunan kuno yang sarat sejarah. Sudah berdiri sejak tahun 1915, sehingga perlu dilestarikan keberadaannya.

Diharapkan SMA 7 ini mampu menjadi tujuan wisata di Purworejo. Bagaimana tidak, sudah 106 tahun usianya, namun gedung ini masih bisa berdiri dengan megah, walaupun ada beberapa hal yang harus diperbaiki.

“Untuk itu, diperlukan satu sentuhan yang lebih holistik agar bisa menjadi edu tourism atau wisata berbasis edukasi,” kata Menparekraf Sandiaga Uno, di SMAN 7 Purworejo, Rabu (23/6/2021) sore.

Menparekraf Sandiaga Uno ketika meninjau SMA 7 Purwokerto. (Foto Biro Komlik Kemenparekraf)

Turut mendampingi Menparekraf, Kepala SMA Negeri 7 Purworejo Niken Wahyuni dan Guru Bahasa Prancis SMAN 7 Purworejo Widyastuti Tri Sulistyorini.

Dalam kesempatan itu Menparekraf Sandiaga Uno juga berkesempatan meresmikan Taman Belajar Anak Bangsa “Widyatama Sasana”. “Widyatama Sasana” merupakan tempat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang unggul atau utama.

“Widyatama Sasana” ini diharapkan dapat menjadi tempat atau wahana yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar serta bertukar pikiran tentang ilmu pengetahuan bagi masa depan anak bangsa.

Sejarah Sekolah

Berawal dari sekolah pendidikan guru zaman Belanda HKS (Hollands Kweek School) tahun 1915 – 1928. Komplek bangunan ini telah didirikan dengan megah disebuah area yang luasnya 4,6 hektar dengan dilengkapi fasilitas rumah dinas sebagai asrama murid dan guru. Dengan melihat tata ruang yang ada nampaknya gedung ini memang dirancang sedemikian rupa bentuk bangunannya sehingga cukup kondusif untuk tempat belajar selama kurun waktu yang lama.

Dalam perkembangannya HKS kemudian menjadi Sekolah Pendidikan Umum MULO (Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs) tahun 1928 – 1942. Menjelang kemerdekaan RI sekolah ini berganti menjadi SMP Negeri zaman Belanda tahun 1942 – 1945 dan SMP Negeri zaman Jepang tahun 1945 – 1949. Pada tahun 1950 – 1961 Sekolah Guru (SGB) dan SGA tahun 1958 – 1968, kemudian beralih menjadi Sekolah Pendidikan Guru (SPG) tahun 1968 – 1991 dan juga SPG sore tahun 1968 – 1974.

Pada awal perkembangannya SPG bagian dari komplek sekolah ini juga digunakan untuk Kursus Pendidikan Guru (KPG) tahun 1977 – 1988 serta Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama Negeri (PGSLTP) yang dilaksanakan pada sore dan malam hari dari tahun 1967 – 1973.

Seiring dengan keputusan pemerintah meniadakan beberapa sekolah keguruan termasuk SPG maka pada tahun 1991 sekolah ini beralih fungsi menjadi SMA Negeri 3 Purworejo. Selanjutnya tanggal 7 Maret 1997 SMA Negeri 3 Purworejo berubah menjadi SMU Negeri 2 Purworejo dan pada tahun 2004 berubah lagi menjadi SMA Negeri 7 Purworejo.

Avatar photo

About Herman Wijaya

Wartawan, Penulis, Fotografer, Videografer