Seide.id – Zahrani, salah satu tempat penyimpanan BBM besar yang dimiliki Libanon, yang kini sedang dilalap si jago merah dengan ganasnya.
Semula, menteri enerji Libanon, Walid Fayyad, mengatakan pada reporter tv-Aljazeera bahwa yang kebakaran adalah depot BBM milik AD Libanon, namun ketika api merembet ke depot yang lebih besar yakni Zahrani, Walid tak bisa memastikan penyebab kebakaran disengaja atau tidak.
“Kita sedang menunggu hasil investigasi, apa penyebab terjadinya kebakaran. Sekarang yang terutama adalah keselamatan warga”
Saat ini ada 25 mobil pemadam kebakaran yang sedang bekerja keras untuk memadamkan api. Selain melawan api yang mengganas petugas juga nampak mendinginkan area sekitar depot BBM, agar api dan panasnya tidak menyebabkan tangki-tangki raksasa yang ada di sekitarnya itu meledak.
Pihak AD Libanon mengatakan bahwa tangki-tangki itu berisi bensin yang sangat mudah terbakar.
Blackout
Libanon sedang susah. BBM langka, mata uang asing lenyap, sementara mata uang lokal -Lebanese Pound- semakin terjungkal nilainya terhadap dollar.
Kondisi makin parah tatkala dua pembangkit listrik terbesar yang dimiliki Libanon, Al Zahrani dan Deir Ammar, kehabisan BBM. Pasokan listrik ke seluruh negara pun terhenti.
Sabtu 9/10/2021 kemarin negara nan indah di tepi Laut Tengah itu mengalami blackout total. Gelap gulita terlihat di senatero negeri.
Warga yang memiliki generator berusaha memenuhi kebutuhan listriknya secara swadaya, namun generator juga butuh BBM yang saat ini langka dan mahal di Libanon.
Mengalami keadaan padam selama 24 jam, pihak bank sentral Libanon turun tangan dengan memberi pinjaman kepada pemerintah sebesar 100 juta dollar untuk belanja BBM.
Bahan bakar sudah dipasok dari kapal di pelabuhan, yang semula menolak membongkar muatannya bila tidak dibayar kontan, sekarang, setelah listrik menyala satu hari, giliran tangki BBM nya yang kebakaran.
Libanon, ibarat sudah jatuh dan kini tertimpa tangga (AlJazeera/g) foto: Aljazeera