Sukarman, Pilot yang Bisa Terbang, Tapi Belum Bisa Mendaratkan Pesawat

Seide.id – Ini kisah tentang montir pesawat yang nekad jadi pilot, demi menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia yang pertama, 17 Agustus 1946.

Dalam menyambut satu tahun kemerdekaan Indonesia, anak anak Tekhnik Pangkalan udara Bugis Malang tak mau ketinggalan unjuk aksi mereka.

Tanggal 16 Agustus 1946, letnan Hanandjoedin mengumpulkan semua anak buahnya, membicarakan apa yg bisa mereka lakukan dalam menyambut setahun kemerdekaan itu, tiba tiba beberapa anak buahnya menyampaikan agar mereka menerbangkan pesawat saja sebagai unjuk pada warga Malang.

Semua sepakat, namun masalahnya siapa yang akan jadi pilot?

Karena pilot Atmo yang dari Jepang sudah kembali ke negaranya. Lalu letnan Hanandjoedin usul agar dia yg menjadi pilotnya, namun usul itu ditolak anak buahnya dengan alasan beliau sudah berkeluarga. BIsa berbahaya.

Tanpa diduga Sukarman, salah satu montir pesawat berdiri dan berucap bahwa ia bersedia menjadi pilot. Ia bilang sudah sering diajak terbang oleh para pilot Jepang jika uji pesawat.

Walau Sukarman bukan pilot, semua setuju dan letnan Hanandjoedin menunjuk Sudarmaji sebagai pendamping Sukarman.

Terbang

Maka, tanggal 17 Agustus 1946, Pukul 7.00 pagi, suara mesin pesawat menderu di Pangkalan Bugis Malang.

Sukarman dan Sudarmaji mulai beraksi di cockpit pesawat Cukiu. Ini pesawat tempur warisan Jepang, Tachikawa Ki-36/55- Cukiu. Kedua pemuda nekad ini siap melakukan penerbangan “bunuh diri” dengan misi untuk mengobarkan semangat rakyat Jawa Timur khususnya kota Malang.

Tak lama pesawat itu berhasil take off di landasan pacu tanpa mengalami kesulitan. Pesawat berlambang merah putih itu sudah melayang-melayang di udara.

Hampir selama setengah jam, “pilot” dadakan Sukarman terbang di atas kota Malang. Begitu beraninya Sukarman melakukan manuver terbang rendah di atas pasar dan alun-alun kota Malang dan ribuan rakyat yang menyaksikan kontan bersorak-sorai.

Mereka bangga melihat pesawat dengan bendera Merah Putih junkir balik bermanuver di atas kota mereka.

Manuver Sukarman yang baru pertama kali jadi pilot ini sungguh mendebarkan siapa saja yang melihatnya. Bagai pilot berpengalaman Sukarman bahkan beberapa kali terbang sangat rendah hingga nyaris menyetuh ujung pohon sebelum naik lagi ke atas dan berputar.

Hampir setengah jam lamanya pesawat berputar-putar mengelilingi kota Malang. Warga yang menyaksikan berdecak kagum dan berteriak keras-keras. “Merdeka ! Merdeka !”

Atraksi udara ini telah membakar semangat rakyat untuk mencintai negerinya. Hari itu rasa nasionalisme rakyat Malang begitu meluap-luap.

Sungguh hebat dampak psikologis yang ditimbulkan dari aksi nekad Sukarman dan Sudarmadji.

Setelah aksinya dirasa cukup, Sukarman mengarahkan pesawat kembali ke Pangkalan Bugis.

Tak bisa mendarat

Namun, rupanya, dia belum menguasai sepenuhnya teknik pendaratan pesawat. Pilot dadakan ini terlihat kesulitan untuk mendarat. Pesawat belum juga turun, hanya berputar-putar saja mengelilingi lapangan udara hampir 20 kali putaran!

Semua yang menyaksikan menjadi cemas. Sampai tiba tiba mesin pesawat mati!, karen benasin habis! Lalu pesawat Cukiu itu terjun bebas ke landasan…..braaak!!!

Terdengar suara benturan keras. Pesawat jungkir balik di rerumputan. Badan pesawat patah seketika, hentakan keras itu membuat badan pesawat terputus menjadi tiga bagian. Bahkan mesin pesawat melejit terlempar keluar.

Semua yang menyaksikan termasuk Bung Anan spontan berteriak histeris. “Allahu Akbar!! Allahu Akbar!!” Kejadian berlangsung cepat dan tragis.

Sukarman, montir pesawat yang nekad

Begitu melihat pesawat sudah tak bergerak lagi, semua berlarian mendekati reruntuhan pesawat Cukiu itu. Pandangan mata tertuju pada cockpit pesawat. Mereka terhenyak, tak seorang pun keluar dari pesawat! Pilot dan ko-pilot mati?

Sukarman dan Sudarmaji tampak tak bergerak. Seketika kawan- kawannya mengira kalau keduanya sudah tak bernyawa. Meliha keadaan itu, ada anggota teknik yang langsung menangis haru.

tiba tiba terdengar erangan lirih entah dari siapa lalu Sukarman terlihat mengelengkan kepalanya, ia selamat.

Alhamdulillah Sukarman hanya mengalami cidera pada bagian kening, sedangkan Sudarmadji terluka pada bagian dada karena benturan. Ia tersangkut pada senapan mesin pesawat itu.

Sudarmaji rupanya terlempar dari pesawat saat atraksi udara namun ia Selamat karena tersangkut senapan mesin! Allah SWT masih melindungi keduanya.

Kedua orang nekad itu lalu digotong, keluar dari reruntuhan pesawat. Hari itu kedua ‘pilot’ dan ‘ko-pilot’ dadakan itu menjadi pahlawan, setidaknya bagi pangkalan Udara Bugis Malang. Semangat rakyat terbakar, meski satu pesawat hancur!

Sumber
Buku Sang Elang H. AS. HANANDJOEDIN
Di Kancah Revolusi Kemerdekaan RI
Karya Bang Haril Andersen

Beny Rusmawan

Avatar photo

About Gunawan Wibisono

Dahulu di majalah Remaja Hai. Salah satu pendiri tab. Monitor, maj. Senang, maj. Angkasa, tab. Bintang Indonesia, tab. Fantasi. Penulis rutin PD2 di Facebook. Tinggal di Bogor.